21 June 2011

Cinta Lingkungan, Mulai Dari Diri Sendiri..



Ingin sekali rasanya membahas dan berbagi tentang "Go Green!" Saya rasa siapa yang tidak kenal dengan istilah "Go Green!" terkecuali mereka yang sarat informasi yaa. Kembali kepada diri masing-masing mengartikan arti "Go Green!" itu apa dan bagaimana. Saya sendiri memiliki arti tersendiri, bagi saya "Go Green!" adalah segala bentuk rasa dan perbuatan mencintai lingkungan. Sederhana?! Yaa emang! Cinta Lingkungan :)

Saya mungkin tidak seperti ibu saya yang gemar berkebun. Seperti seluruh tanaman di rumah saya masuk dalam hitungan anggota keluarga. Beliau sempatkan merawat seluruh tanaman baik di halaman depan, teras, taman sampai halaman belakang rumah saya. Mungkin jika tidak ada beliau tanaman yang tersisa di rumah saya tinggal tanaman teh-tehan atau pohon sukun di halaman depan. Tapi karena ketelatenan beliau rumah saya jadi penuh tanaman warna-warni. Saya rasa hobby ibu saya itu termasuk dalam rasa dan perbuatan cinta lingkungan dan itu sudah ada sebelum slogan "Go Green!" marak..



Di sini, saya hanya ingin berbagi seperti apa dan apa saja yang saya lakukan untuk bisa lebih mencintai lingkungan karena jika tidak dimulai dari diri sendiri dan jika tidak kita sendiri maka siapa lagi yang bisa mencintai lingkungan kita yang sudah tua ini. Sungguh tidak ada hasrat untuk besar kepala hanya sekedar memenuhi isi blog saya saja.. ;)

Siapa sih yang engga suka membeli minuman di dalam kemasan baik botol ataupun karton? Hobby keluarga saya itu! Mau susu, sirup, jus dan seluruh keluarganya itulah yang sering kami beli. Terus kalau sudah diminum, botol-botol bekasnya dikemanain?? Jaman dahulu sebelum keluarga saya mengenal Pak Purnomo sebuah botol-botol bekas itu masuk ke dalam bak sampak di depan rumah saya. Tapi semenjak 10 tahun mengenal Pak Purnomo, semua jenis botol bekas, kerdus bekas mau bekas apapun itu kami masukkan dan kumpulkan jadi satu di dalam kantong plastik kemudian seminggu sekali Pak Purnomo akan menjemput "mereka" semua. Yaah! Pak Purnomo adalah pahlawan bagi keluarga saya.
Jadi bak sampah di depan rumah saya jarang sekali dikunjungi oleh pemulung. Sekalinya ada pemulung, mereka selalu tidak mendapatkan apapun. Sorry man! :)
Selain itu, setiap kali saya jajan ke Indomaret ataupun Alfamart dan hanya membeli Magnum sebiji, saya pasti akan mengatakan "Engga usah dikantongin, Mas/Mbak!" Sebisa mungkin jika saya hanya berbelanja 4-5 item dan bisa saya masukkan ke dalam tas maka saya akan menolak menggunakan kantong kresek. Tak perlulah yaa saya jelaskan panjang lebar bahayanya limbah plastik bagi lingkungan kita ini, toh teman-teman sekalian pasti sudah pintar dan khatam :)
Btw, saya ingin bertukar cerita tentang pengalaman saya di negara tetangga yang saya kunjungi sebulan yang lalu. Semoga teman-teman tidak memandang sebelah mata yaa dengan cerita saya ini. Dengan sangat tidak terpaksa saya mengacungkan jempol untuk Malaysia.
Ceritanya ketika saya berada di Plaza Gurney Pinang dan sedang berada di kasir Vincci. Tiba-tiba Macik kasir bilang kepada saya yang kurang lebih artinya jika saya ingin menggunakan kantong pastik alias plastic bag silakan membayar sebesar 2 sen. WHAAAAATTT?! Buat kantong plastik alias kantong kresek aja saya harus bayar?! Dan akhirnya saya lebih memilih memeluk kerdus sepatu Vincci dan rela diliatin banyak orang selama berada di dalam plaza. Bukan berarti saya pelit untuk mengeluarkan uang 2 sen, tapi kembali lagi kepada prinsip saya, yaah! Cinta lingkungan!

Selama kurang lebih 4 hari saya berada di pulau Pinang, saya bisa memberikan kesimpulan bahwa tidak semua toko menjual kantong plastik, bahkan Watson Malaysia di dalam Plaza Gurney dengan terang-terangnya tidak memberikan fasilitas kantong plastik. Jadi untuk yang membeli banyak barang yaa silakan membawa kantong sendiri, jika tidak membawa yaaa derita lo deh!! hahaha.. :D Namun sepertinya hal ini belum berlaku untuk toko-toko kecil atau pedagang kaki lima di dekat Hotel Shangrilla Rasa Sayang Resort Pinang. Semua pedagang di sana masih menggunakan kantong kresek hitam yang baunya menyengat itu loh!
Saya rasa, Indonesia seharusnya mengikuti aksi penghematan kantong kresek seperti Malaysia dan tidak perlu sungkan, ataupun bahkan sampai meributkan siapa yang terlebih dahulu penggagas aksi tersebut. Malu aah!!
Saya pernah ketika sedang berbelanja di toko buku Gramedia dan ketika di kasir saya mengeluarkan kantong belanja pribadi saya. Sudah ditebak, orang-orang di sekitar kanan kiri saya semua melihat saya. Risih?! Yaiya!! Secara cuman kantong doank, pada udik yaa?? Sampai dalam hati saya berkata "Emang aneh yaa pak?! Belum pernah liat kantong sekeren kantong saya?!" .
Sepertinya di supermarket-supermarket besar di Indonesia sudah banyak yang menjual tas belanja yang terbuat dari kain. Kenapa itu tidak dimanfaatkan?! Memang harga tidak semurah kantong kresek (yaiyalah kresek gratis!!) tapi kan dapat dipergunakan sampai ratusan kali belanja dan warna/modelnya juga keren-keren koq. Saya dan pacar pun ikut membeli 2 tas belanja untuk diri kami masing-masing. Niat kami, setiap kami belanja kami menggunakan tas tersebut. Semoga niat baik kami ini bisa berjalan lancar dan bersifat permanen :)


Lain cerita, sebisa mungkin dan sesadar mungkin saya berusaha untuk tidak membuang sampah sembarangan baik di jalanan, di mobil, di angkutan umum, di halte, di kampus, di rumah pokoknya di manapun saya berada saya tidak akan membuang sampah sembarangan kecuali jika saya khilaf (namanya juga manusia). Kan tidak berdosa jika bungkus permen yang secuil itu disimpan dulu di dalam kantong celana ataupun di dalam tas. Kan tidak sulit untuk memegang botol kosong bekas air mineral. Kalau tidak mau repot-repot menampung sampah tersebut, silakan untuk tidak makan permen atau tidak minum. Silakan makan permen atau minum ketika di depan anda tersedia tempat sampah. Maksud saya tempat sampah yang berbentuk tong bukan gundukan sampah di pinggir jalan. :(

Tidak sekali atau dua kali tapi berkali-kali saya melihat para pengemudi mobil mewah (catat!! mobil mewah yang harusnya minum pertamax!) membuang sampah ke jalan dari jendela mobilnya yang hanya dibuka sedikit. Malu yaa pak bu keliatan?! Mereka tidak ingin mobil mewah mereka kotor tetapi mereka malah mengotori jalanan. Semoga para pengemudi tersebut bisa segera menyadari kesalahan mereka, kalau tidak juga sadar, semoga rumah mereka kebanjiran akibat ulah mereka sendiri! Amin! Mobil saya saja yang tipe tahun 90-an mempunyai tempat sampah imut berwarna hijau di dalamnya. Rasanya malu jika teman atau seseorang yang mobilnya saya tumpangi melakukan hal bodoh tersebut. Semoga para pengemudi mobil mewah itu bukan salah satu orang yang saya kenal.


Saya menyadari 100% bahwa aksi-aksi "Go Green!" yang saya lakukan masih jauh dari kata WOW! daripada mereka yang diluar sana yang lebih "Go Green!" hingga sampai membuat suatu aksi "Tanam 1000 Pohon" tapi setidaknya jika ada 1000 orang seperti saya bukankah lingkungan akan lebih mencintai kita?! Sepertinya tidak sulit melakukan aksi "Go Green!" mulailah dari hal yang sangat sederhana pada diri kita sendiri. Toh, akan terlihat lebih indah jika dimulai dari diri kita sendiri tanpa menunggu orang-orang di sekitar kita hanya untuk mencintai lingkungan :)


Btw, saya ingin bertanya kepada para peserta aksi "Tanam 1000 Pohon". Kira-kira setelah 1 tahun aksi tersebut berlangsung, berapa pohon yang tetap hidup dengan sehat?! Semoga saja tidak kurang dari setengahnya yaa. Menurut saya, sebaiknya aksi "Tanam 1000 Pohon" tidak berakhir sampai disitu saja, lebih baik jika dilanjutnya dengan aksi "Rawat 1000 Pohon", kemudian "Panen 1000 Pohon" bahkan kalau perlu sampai aksi "Peremajaan 1000 Pohon". Kan sayang saja jika 1000 pohon yang telah ditanam kemudian ditinggal pergi oleh si penanamnya, biaya penanaman pohon tersebut tentunya tidak memakan sedikit biaya. Betul tidak yang saya katakan pak bu?! Teman-teman sekalianlah yang bisa menilai. :)