28 October 2010

Rumah Hantu di La Piazza




Sepertinya agak terlambat yaa kalau mau membahas event yang satu ini, tapi apa daya koneksi internet baru bersahabat malam ini, lagipula masih bulan Oktober ini kan ya? Acara Rumah dan Museum Hantu ini dalam rangka acara "SHOCKTOBER" di bulan Oktober, mulai tanggal 10 Oktober - 10 November di La Piazza Kelapa Gading..

Malam minggu kemarin bersama si pacar dengan beraninya saya datang ke rumah hantu. Namanya juga malam minggu perjalanan pasti macet, mau turun tol kelapa gading saja sudah ngantri. Pacar sudah senewen. Cari parkir ikutan susah tapi niat tetap ada. Sampai di La Piazza jam 8, langsung menuju TKP. Ternyata oh ternyata, rameeee gilaaaa yaaaa!!

Tapi karena masalah perut menjadi hal yang paling utama, terutama untuk pacar saya. Marilah kita  ke eat and eat.. Makan dulu!!

Sedikit pengakuan saya, baru kali ini saya ke MKG (Mall Kelapa Gading) sampai semalam ini. Sepi yaa kalau yang di dalam mall, iyalah sudah pada tutup tokonya. Tapi di jalan arah ke La Piazza, mulai terlihat padat. Jalan saja sampai desak-desakan.

Sampai kembali di TKP dan suasana sudah tidak terlalu penuh seperti saat saya baru sampai tadi.


Mari kita ngantri! Bersama-sama ABG - ABG lainnya, hanya dengan bayar Rp.20.000 untuk berdua, kita udah bisa masuk rumah dan museum hantu. Jangan heran yaa, kalau banyak ABG - ABG pada jejeritan dan pada dorong-dorongan. Saya dan pacar milih masuk museum hantu dulu aja. Pilih yang sepi dulu. hehehe..


Menurut penjaga museum hantu, ini replika manusia berkepala sapi. Saya tanya "Ini bener ada ya mas?", dan dijawabnya "Di dunia mistis ada mbak". WEW!


Ini adalah "Telor Ayat" yang katanya telornya mengeras seperti batu dan ada tulisan arabnya. Khasiatnya tidak tertera di keterangan. "Merah Delima", katanya bisa menyembuhkan segala macam penyakit. "Mani Gajah", saya dan pacar geleng-geleng pas lihat benda ini. Ada ya?! hah! Ada-ada aja yaa di "dunia" ini. Btw, khasiatnya untuk menjaga keharmonisan keluarga. Duh!! Makin geleng-geleng aja. Yang terakhir "Jenglot", pasti sudah pada tahu ya..

Nah kalau yang ini unik banget!! Saya dan pacar pun membuktikannya. Uang bergambar Pak Karno ini bisa melengkung kalau di letakkan di atas telapak tangan kita. Berikut buktinya..



Jangan mikir yang aneh-aneh ya! :)

Selesai di museum hantu, baru deh!! Jeng.. jeng.. jeng.. jeeeeeng!! Saatnya masuk rumah hantu. Saya dan pacar mesti nunggu rombongan dulu, karena memang masuknya perkelompok-kelompok sekitar 15 orang masuk. Bagus juga yaa sistematikanya!!

Baiklah, satu rahasia lagi. Saya ini penakut. Masuk rumah hantu di Taman Safari aja saya merem, padahal masuk rumah hantunya naik kereta. Apalagi ini, yang masuk rumah hantunya jalan kaki, dan hantu-hantuannya manusia bukan patung. Nampak lebih menyeramkan kan kalau hantu-hantuannya itu manusia.

Tapi sepertinya kali ini, saya tidak takut. Rasa takutnya ketimpa dengan suara jeritan cewek-cewek ABG di belakang saya. Semakin mereka menjerit, semakin itu hantu-hantuan mendekati mereka. Jadi tidak ada hantu-hantuan yang mencoba mendekati saya.. :)

Perjalanan menelurusi rumah hantu lancaaaar, yg tidak lancar itu langkah-langkah saya. Sangking si pacar ingin melindungi saya (ih, seneng deh!!) itu kakinya main injek kaki saya. Grrr.. Yaa karena gelap juga yaa.. Orang-orang juga main dorong sana - sini.. Suasana di dalam rumah hantu lebih heboh pengunjungnya dibanding hantu-hatunya.




Sampai juga di Pintu keluar!!

Setelah sampai di luar, saya baru inget kalau event ini seharusnya dijadiin kenang-kenangan di blog saya. Tapi kan kurang seru kalau tidak ada bukti lewat foto-foto. Pacar saya yang ganteng & baik hati ini mau membelikan lagi tiket masuk hanya untuk mengambil foto barang-barang mistik di dalam museum hantun.. Hmmm baiknya sih kamu bencong!!


With Love,

14 October 2010

Banjir Milik Bekasi juga..

Dua hari Jakarta dan kota-kota di sekitarnya termasuk Bekasi diguyur hujan. Sudah bukan hal unik lagi kalau akibat dari hujan itu pasti macet dan banjir di mana-mana. Saya pun juga sudah sangat terbiasa dengan yang namanya macet sehabis hujan dan banjir. Tapi, kalau itu banjirnya di sekitar rumah saya (Alhamdulillah, rumah saya tidak banjir), lain soal kalau banjirnya nan jauh di sana. Walaupun masih di Bekasi juga, tapi ini jauh dari rumahnya. Berbeda daerah.

Ceritanya hari ini, saya dikepung air! Hujan sudah turun dari sekitar jam 13.30, hujannya tidak terlalu besar seperti semalam yang plus angin kencang. Berangkat ngajar juga masih santai, nyetir mobil juga masih bisa sambil tengak tengok sana sini. Masuk kalimalang, breeeesssssss... deres langsung hujannya!! Mobil dan motor ramai-ramai pakai lampu kecil, sangking jarak pandang ke depan jauh dari kata normal. Mata fokus terus! Sampai tegang sendiri ini mata. Perjalanan menuju Bekasi Timur, tepatnya ke Jati Mulya tidak lebih dari gigi 2.

Alhamdulillah-nya sampai tempat ngajar tidak telat, tepat jam 3 sore, murid saya yang pasti telat karena hujan. Berhubung hari ini saya ngajar di dua tempat, mau tidak mau pergerakan harus pakai gigi tiga. Serba gesit, serba cepat karena walaupun jarak sekolah musik yang pertama lokasinya di ruko Rafflesia dengan sekolah musik kedua di Mutiara Gading tidak terlalu jauh, tapi saya hanya punya waktu 30 menit untuk perjalanan.

Selesai di sekolah musik pertama, langsung meluncur ke sekolah musik kedua dan harus sampai jam 4 sore. Hujan masih turun, tidak ada tanda-tanda mau berhenti. Jalan-jalan sekitar jalan Raya Pengasinan juga sudah banyak genangan air. Pertigaan Giant belok kiri, ada gapura perumahan Pondok Timur Indah, ayooo semakin dekat sekolah musiknya dan semakin lebat juga hujannya. Sampai di jembatan yang entah orang-orang sana menyebutnya apa, tapi yang jelas air di bawah jembatan itu hampir meluap. Belok kiri lagi masuk ke kawasan perumahan Mutiara Gading, gigi dua tetep jadi andalan, pelan-pelan! Eh... tiba-tiba disuruh belok kiri sama abang-abang di situ, semestinya lurus, ternyata jalanannya baaaanjiiiir!! Banjir sebetis orang dewasa! Dibuat muter-muterin perumahan orang, mana tidak terlalu kenal dengan daerah sini. :(

Alhamdulillah lagi, tidak telat sampai sekolah musik, tepat jam 4 sore. Tapi, jalanan depan sekolah musik udah tertutup air semua, tinggal yang agak tinggian yang masih terlihat aspalnya. Aman! Karyawan-karyawan sekolah musik pada nongkrong di depan menatapi air segitu banyak pada mau lari kemana??

Baru 15 menit saya tinggal ke dalam kelas untuk ngajar murid pertama, air udah masuk ke dalam sekolah musik terbawa ombak kalau ada mobil yang lewat. Semakin histeris semua para karyawan. Sibuk semua pada ngepel lantai, saya sendiri jadi kurang konsentrasi ngajar. Murid saya pun yang bisa datang hanya dua dari empat murid, yang seharusnya selesai ngajar jam 6 jadi bisa pulang jam 5. Pulang lebih cepat 1 jam tapi bagaimana mau pulang kalau  banjir sudah sampai dengkul orang dewasa di depan sekolah musik. Menurut info orang yang lewat, jalanan menuju Pondok Timur Indah sudah tidak bisa dilewatin karena banjir sepaha orang dewasa. Beh!! Walaupun mobil saya kijang, tetep aja kalau sepaha yaa pasti kelelep juga. Terpaksa saya harus memutar jalan lewat jalan Raya Legenda Tambun.

Terobos terus jalanan banjir dengan gigi 1, pelan-pelan! Tidak enak dengan warga sekitar karena pasti ada ombak setiap mobil lewat. Ternyata memang banjirnya di sekitar ruko Mutiara Gading ini, setelah saya belok kiri melewati jembatan, jalanan tidak banjir, kering.



Keluar perumahan Mutiara Gading dan masuk jalan raya Legenda masalah banjir sudah lewat tapi masalah macet di depan. Mana lapar dan haus! Lengkap sudah. Dari mulai keluar Mutiara Gading langsung macet, mau masuk tol Grand Wisata Legenda malah tambah macet jadi harus belok kiri ke arah Tambun, dan ini pertama kalinya saya lewat sini. Tapi saya senang lewat jalan yang memang belum pernah saya lewati sebelumnya, tapi tidak di situasi hujan lebat seperti ini. Tanya ke sopir angkot di sebelah mobil, katanya kalau ke arah Jakarta belok kiri. Baiklah, belok kiri. Beh! Macet juga ternyata, hujan juga. Sabaaar!! Sepanjang jalan mikir terus, kapan jalan lurus ini berujung?!

Setengah jam kemudian, saya akhirnya sampai di perempatan Kalimas. Perempatan yang memang selalu saya lewatin kalau mau ke sekolah musik. Dari sini, perjalanan saya masih jauh menuju rumah saya di Cikunir. Tapi Alhamdulillah hujan sudah berhenti. Perjalan sepanjang Kalimalang Kalimas sampai Kalimalang Superindo lancar. Finally!! Setelah 1,5 jam perjalanan, saya sampai rumah. Biasanya perjalanan makan waktu 40 menit, ini sampai 90 menit. Bukan hanya Jakarta yang begini, Bekasi juga bisa macet dan banjir dengan indahnya.. Hikmah dibalik peristiwa banjir ini, saya jadi tahu jalan baru antara Kalimas-Tambun- Legenda-Mutiara Gading.


With Love,

05 October 2010

Ramah Tamah, Tata Krama dan Sopan Santun Larinya Kemana Ya??

Masih berlaku engga yaa kalimat "Orang Indonesia adalah orang yang ramah tamah & sopan santun"??

Kira-kira di jaman ini apa iyaa masih ada orang Indonesia yang masuk dalam kategori ramah tamah & sopan santun?! Kalaupun ada pasti hanya sekian persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sebenarnya, koq bisa yaa orang Indonesia bisa dibilang orang yang ramah tamah & sopan santun yaa?? Ada yang tahu alasannya??

Padahal, di bangku sekolah terutama SD pasti diajarin yang namanya mata pelajaran PMP(Pendidikan Moral Pancasila), ada kan pasti hubungannya dengan ramah tamah & sopan santun. Guru-guru kita pun secara tidak langsung pasti memberikan pelajaran sopan santun di dalam kelas. Bagaimana cara berbicara dengan orang yang lebih tua, bagaimana cara bertingkah laku dengan orang yang lebih muda, bagaimana cara kalau berjalan di depan orang tua, bagaimana cara izin masuk ruangan dan sebagainya. Nah, kalau yang tidak bersekolah gimana cara belajar tata krama & sopan santunnya?!

Apakah belajar tata krama & sopan santun harus di bangku sekolah??

Kenapa kali ini saya bicara soal ramah tamah, tata krama & sopan santun, karena suatu kejadian yang pasti hampir setiap orang mengalaminya ketika berkendaraan umum Bekasi via Kalimalang. Anda sekalian pasti sudah hafal betul bagaimana cara para sopir angkutan umum (angkot) berlalu lintas. Angkutan umum saya berhenti karena ada seorang anak SMA yang menghentikannya, namun tiba-tiba angkot saya dipukuli oleh beberapa pengguna motor dari arah samping. Merasa tidak melakukan hal yang salah, si sopir langsung marah ke pengguna motor. Kata-kata kasar dan tidak sopan dikeluarkan baik sopir dan pengguna motor. Menurut pengguna motor, si sopir kurang ke pinggir berhentinya hingga membuat kemacetan, bahkan hampir terjadi tabrakan diantara pengguna motor lainnya. Bukan hanya antara si sopir & pengguna motor saja yang memanas saat itu, namun penjual siomay pun yang sedang mangkal di dekat TKP juga ikut memanas, ikut-ikut mengeluarkan caci-maki. Apa coba urusan si tukang siomay?? Bukannya melerai malah menambahi. Begitulah orang Indonesia! Mudah terpancing!

Dari tragedi angkot hari ini, benar-benar membuat saya berpikir, begini amat ya tata krama orang Indonesia. Sopan santunya diumpetin di mana sih?? Pernah belajar sopan santun tidak ya??

Apa ada hubungannya antara tingkat kesopanan dengan tingkat pendidikan seseorang?!

Dilihat kenyataannya, menurut saya, orang yang pendidikannya tinggi tidak menjamin memiliki sopan santun yang tinggi pula. Begitu juga sebaliknya orang yang tidak memiliki jenjang pendidikan belum tentu tidak memiliki sopan santun. Namun sopan santun itu ada karena adanya faktor kekeluargaan dan faktor lingkungan. Selain di bangku sekolah,sopan santun pasti juga diajarkan di dalam keluarga dan dipraktekkan di luar rumah dengan masyarakat. Namun, jika salah satu faktor tidak mendukung, kemungkinan besar sopan santun tidak akan ada!
With Love,

03 October 2010

Kisah Sehari Berpetualang di Cibubur..

Seneng ya rasanya kalau diajak jalan-jalan, apalagi sama pacar, kemana sajaaa hayuuuuk..

Kemarin, saya diajakin jalan-jalan sama pacar. Belum tahu tujuannya kemana, pokoknya judulnya nge-bolang. Bermodalkan rasa sok tahu. Kami memang lebih senang jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kami jelajahi alias tempat baru. Bosen juga kan kalau seetiap pacaran di mall atau 21 terus.

Ow yaa, belum cerita yaa niat awal kita kenapa bisa kepikiran jalan-jalan ke KWC. Ini semua atas rekomendasi salah satu rekan kerja pacar, yang bilang klo di KWC itu banyak tempat makan yang enak-enak. Berhubung pacar otaknya cuman makan aja, tertariklah dia. Itu lah kenapa kita bisa ke sini kemarin.

Setelah bingung mau melangkah kemana motor si "Belalang Tempur" ini, kami memutuskan tujuan bolang kali ini adalah Kota Wisata Cibubur . Kenapa? Karena si pacar kerja di kawasan dekat Kota Wisata Cibubur. Kami penasaran seperti apa sih komplek perumahan yang elite di Cibubur ini. Dulu jaman masih kecil setiap ke Cibubur, pasti naik mobil dan jalurnya lewat tol. Belum pernah merasakan ke Cibubur naik motor dan lewat jalan kecil. Tujuannya agar saya lebih tahu daerah dan jalan baru.

Petualangan dimulai:
- Dari rumah saya di Cikunir Bekasi.
- Kami berdua bersama si "Belalang Tempur" mengarah ke Komsen Jati Asih.
- Dari lampu merah Komsen ambil belok kanan, melewati Supermarket Giant dan terus saja ke arah Villa Nusa Indah.
- Bertemu pertigaan ambil belok kiri, kalau belok kanan ke arah Kranggan, bisa juga mengarah Cibubur.
- Terus saja sampai ketemu gerbang raksasa Villa Nusa Indah. Tapi jangan masuk ke dalam gerbang melainkan belok kanan. Jalanannya rusak parah walaupun sudah dibeton.
- Selamat! Anda telah memasuki kawasan Gunung Putri Kabupaten Bogor. ^_^

WOW!! Waktu pertama kali lewat sini sama pacar beberapa bulan yang lalu, saya terheran-heran. "Heh?! Kita di bogor ini????" Heran karena ternyata tempat kerja pacar masuk wilayah Bogor. Berarti hampir tiap hari  si pacar Bintaro-Bogor. Beratnya mencari rezeki demi sebuah cincin berlian.

Kembali ke rute petualangan:
- Dari gerbang raksasa Villa Nusa Indah , belok kanan dan lurus saja mengikuti arus jalan.
- Bertemu dengan perumahan Villa Nusa Indah 5 (perumahan zaman sekarang ga mau kalah yaa dengan judul sinetron yang punya banyak seri).
- Tidak jauh dari Villa Nusa Indah 5 ada pom bensin Pertamina.
- Kurang lebih 300m dari pom bensin, baru terlihat pintu masuk Kota Wisata Cibubur (KWC). Pintu masuk yang saya lewati ini, ternyata adalah pintu masuk dari belakang perumahan.



Selamat datang di Kota Wisata Cibubur, Kota Sejuta Pesona!

Kesan pertama masuk kawasan Kota Wisata Cibubur ini kok ya gersang ya. Panas banget, belum banyak pohon-pohonnya. Rumahnya memang saya akui keren-keren banget, seperti rumah di luar negeri. Kalau kata pacar "Kayak rumah barbie yaa!" Tidak ada rumah yang ukuran kecil, semuanya besaaaar terutama rumah-rumah yang posisinya di jalur depan.

Putar-putar di KWC membuat kami seperti layaknya turis. Tengok kanan, tengok kiri. Kecepatan motor saja tidak lebih dari 30km, sangking menikmatinya. 

Sampailah kami di tempat yang keliatannya ramai, banyak yang parkir mobil, bahkan bis. Ternyata ini adalah tempat pusat kerajinan Indonesia, yang bernuansa seperti di China Town, yang terdapat gerbang bertuliskan "Gerbang Kemakmuran". Ini toh tempat yang kalau Hari Raya Imlek penuhnya ga ketulungan.

Hebohlah saya pas lihat gerbang itu, "Itu kan yang pernah di tv yaaa!! yang klo Imlek penuh banget!!" Awalnya malas masuk karena lihat gerbang kemakmuran kami jadi penasaran, seperti apa situasi di dalamnya. Ternyata setelah masuk ke kawasan kerajinan Indonesia ini, rata-rata barang yang dijual kok seragam. Semua barang beraksen china, berwarna merah, payung, kipas, aksesoris. Itu-itu saja! Saya jadi bosan di sini. Berhubung cuaca juga sudah mendung dan mengingat kami naik motor jadi bergegaslah kami cabut dari sini. Kesimpulannya tidak ada yang bisa saya nikmati di dalam toko Gerbang Kemakmuran ini.

Setelah dari Gerbang Kemakmuran, kami jadi bingung mau kemana lagi kah kami? Padahal sudah tanggung ada di Cibubur. Si pacar bilang "Ke Cibubur Junction aja yuk!!" Ayoooook!! (ujung-ujungnya mall lagi?!) Setelah tanya ke petugas keamanan, dari KWC ke Cibubur Junction, keluar dari pintu utama dan ambil belok kanan. Baiklah.. berangkat!!

Sepanjang perjalanan menuju pintu keluar KWC, saya kembali menjadi turis. Tengok kanan, tengok kiri. Kebiasaan saya yang suka tengok kanan & tengok kiri ini bikin pacar suka bilang "Aku kayak bawa orang desa deh!". Sewot sih tapi peduli apa sambil tetep bercuap-cuap "keren yaa!". Pintu masuk depan memang lebih berbeda dari pintu masuk belakang. Kalau pintu masuk depan, suasanya jauh lebih teduh. Pohon rindang, pokoknya hijau banget. Jadi senang  lewat sini. Sangking teduhnya, sampai ada tanda larang "Dilarang Piknik di Sini". :D

Sampai di gerbang pintu depan KWC, bertemu dengan kemacetan di U-Turn untuk yang mengarah ke Cibubur Junction. Sepanjang jalan Raya Cibubur-Cileungsi macet. Sepanjang kemacetan ini, saya mulai bete, tanya ke pacar "Ini ujungnya mana sih?? Mana junctionnya?? Ini ga ada jalan arlernatif apa??" Tidak terbayangkan kalau rumah saya di Cibubur,  tiap hari terkena macet seperti ini.

30 menit perjalanan bermacet ria, sampai juga kami di Cibubur Junction. Salah satu mall yang katanya paling dibanggakan warga Cibubur. Kesan pertama sampai di Cibubur Junction (belum masuk gedung yaa) adalah parkir motornya mudah dicar, tidak seperti beberapa mall di tengah ibu kota yang tidak menyediakan parkiran motor. Kesan kedua saat kami masuk ke dalam mall Cibubur Junction, kami serentak bilang "Panas yaaa!!!" . Maklum sebagai pengendara motor yang sudah berpanas-panas ria di luar harapannya saat masuk ke dalam gedung inginnya udara sejuk yang nyaman. Ini malah 180 derajat. Saya pikir mungkin karena masih di lantai GF dan dekat dengan pintu keluar jadi AC belum terasa. Tapi kok ini udah di lantai 1 masih saja gerah. :( 

Keliling-keliling, naik turun-naik turun kami belum juga menemukan hal yang menarik di dalam mall ini, walaupun ada beberapa toko kesukaan yang ada di sini. Toko sepatu Charles & Keith di sini pun tidak selengkap di mall lain. Matahari juga tidak semenarik Matahari yang ada di MM. Akhirnya di sini kami hanya numpang neduh dari hujan dan numpang makan di Bakmi GM.

Setelah hujan reda, kami memutuskan untuk pulang saja. Perjalanan pulang ternyata jauh lebih lancar hanya 15 menit sudah sampai pintu masuk KWC, kembali menikmati pemandangan hijau yang baguuuuus banget! Meskipun melewati jalur yang sama dengan keberangkatan tapi kenapa perasaan saya merasa perjalanan pulang itu terkadang lebih cepat dibanding perjalanan berangkat. Kalian juga?? 45 menit sudah sampai Komsen lagi..

Dan jam 18.30 kami sudah sampai kembali di rumah di Cikunir Bekasi.. :)

Sangat menyenangkan berpetualang model begini, suka sekali dan kebetulan pacar juga suka berpetualang. Niat kami kalau ada waktu pengen mencoba ke Bogor lewat jalur yang sama dengan yang ke Cibubur. Tapi ada yang tahu jauh jalurnya?


With Love,