19 July 2011

Tidung Island, Indonesia #3

8 Juli 2011

Huaaaaah, hari terakhir di pulau Tidung dan kami harus pulang!! Sedihnya.. :(


Sebenarnya dan seharusnya saya dan teman-teman pulang ke Jakarta menggunakan kapal yang sama dengan saat datang ke pulau Tidung, tujuannya juga sama kembali ke Muara Angke. Namun, karena kebaikan hati bapak pemilik penginapan yang menawarkan kami berlima untuk pulang menggunakan kapal Kerapu dengan tujuan Marina. Maka pulanglah kami dengan kapal Kerapu jurusan Marina Ancol.

Banyak alasan kenapa kami sangat mengharapkan bisa pulang ke Marina dibanding ke Muara Angke. Pertama, karena kapal Kerapu hanya bermuatan 25 orang saja sehingga jelas kami tidak perlu umplek-umplekan seperti di kapal ketika berangkat. Selain itu, kapal Kerapu lebih cepat jalannya karena memang kapal Kerapu menggunakan mesin seperti speed boat gitu.. (sotoy!) :D





Terlihat memang lebih bagus kan kapalnya? Di dalamnya juga bagus. Kursinya pewe buat duduk tapi hati-hati yaa kapal Kerapu ini gonjangannya kuat sekali! Awalnya susah sekali menyesuaikan posisi duduk dengan gonjangan yang kuat. Kepala kejedot-jedot terus, dikit-dikit harus pegangan. Kalau engga mau badan ikut melayang. hihihi. Saran dari bapak penginapan, baiknya kalau naik kapal Kerapu duduk di posisi belakang agar gonjangan tidak terlalu kuat.
Menurut cerita dari bapak penginapan juga, kapal Kerapu itu adalah kapal bersubsidi untuk para penduduk di kepulauan Seribu termasuk Tidung untuk ke Jakarta. Kadang juga para pejabat yang hendak ke pulau Tidung juga menggunakan kapal Kerapu ini.
Mengenai waktu keberangkatan memang lebih cepat dibandingnya jadwal yang ada. Kalau memang mau pulang memakain kapal Kerapu harus pesen tiket jauh-jauh sebelumnya dan kapal berangkat pukul 9 pagi. Sedangkan, kalau pulang menuju Muara Angke kapal baru akan berangkat siang sekitar jam 11-12 siang.

Perjalanan ke Marina menggunakan kapal Kerapu memang tidak langsung menuju Marina. Kapal akan mampir-mampir ke beberapa pulau seperti pulau Payung, pulau Lancang dan pulau Untung Jawa baru deh menuju ke pulau Tidung. Perjalanan kurang lebih 2 jam kurang.



Maka sekitar jam 11 siang kurang kami sampai di Marina Ancol dan mulai disambut dengan sampah dan air laut hitam :( Yang jelas pengalaman saya ke pulau Tidung adalah pengalaman pertama berpetualang bahari yang tak akan terlupa. Bagaimana pertama kalinya saya berenang di tengah lautan (bukan di pinggir laut), sensasinya tiada tara.. I'll missing every moments in Tidung Island.
Terima kasih banyak untuk mas Arie, Halim, Pak Aput (si pemilik penginapan), mas Ical, dan para ABK yang sudah mengantar dan menemani kami snorkelling..

10 July 2011

Tidung Island, Indonesia #2

7 Juli 2011

Hari kedua kami berada di pulau Tidung, kabupaten Kepulauan Seribu Selatan. Hari ini jadwalnya adalah melihat sunrise dari pantai Timur, snorkelling dan makan ikan bakar di malam hari. Saya akan mulai bercerita.

Sekitar jam 2 dini hari, pulau Tidung diguyur hujan yang cukup deras. Jam 5 pagi kami semua udah bagus dan bergegas menuju pantai Timur untuk melihat sunrise. Langit masih gelap, mata masih sepet tapi harus nge-gowes lagi ke pantai Timur dan tentunya bersama guide kami tercinta, Halim. hihihi. Sampai di pantai Timur belum banyak orang yang dateng. Serasa pantai miliki pribadi. :D


Menurut saya, sunrise-nya kurang ada gregetnya karena hujan yang datang dini hari. Akhirnya kami cuman foto-foto sepanjang menghabiskan waktu sebelum pulang dan menyiapkan keperluan untuk snorkelling. Gowes lagi untuk kembali ke penginapan, dan saya menggowes sepelan mungkin karena otot paha saya sakit. Maklum saya bukan penikmat sepeda. *jadimalu*

Di perjalanan pulang, Halim memberikan kami rute yang berbeda melewati jalur Selatan. Hmm, agak scary yaa lokasinya karena melewati Taman Pemakaman Umum (TPU) pulau Tidung. Di sebelah TPU ada bangunan seperti rumah yang ternyata itu adalah makam raja Tidung yang sebelumnya berlokasi di Barat pulau Tidung dan nama Raja Tidung adalah Raja Pandita. Uniknya disebelah makam Raja Tidung ada gedung KUA pulau Tidung. Lokasi yang unik. hihihi

Lanjut gowes dan sampailah di penginapan. Halim menyarankan untuk jangan terlalu siang berangkat snorkellingnya dan jangan lupa membawa roti tawar untuk pakanan ikan selama di laut. Si ibu penginapan juga udah siap dengan nasi box untuk makan siang kami dan para ABK. Saran aja yaa, engga perlu mandi lah kalau mau berangkat snorkelling. Percuma! hihihi. Bawa minum yang banyak yaa karena menurut pengalaman pribadi saya. Terlalu lama mulut terkena asinnya air laut akan membuat mulut terasa pahit.

Jam 9 kita udah siap di dermaga selatan pulau Tidung. Banyak sampah di dermaga ini, menurut Ical dermaga ini istilahnya "pantat"nya pulau Tidung. Banyak kapal nelayan yang merapat di sini. Kalau udah banyak kapal pasti ada pembuangan, baik botol-botol minum sampai minyak. Tapi tidak separah Muara Angke yaa.

Untuk menuju lokasi snorkelling kami menggunakan kapal kayu tapi tidak sebesar kapal dari Muara Angke. Tujuan pertama adalah pulau air. Kami kira perjalanan tidak akan lama tapi ternyataaa jarak antara tidung ke air selama satu jam. huft! Udah pakai ngantuk di atas kapal, anginnya cuuuy cepoy-cepoy bener dah!!



Yaaa, hampir mati gaya lah selama di atas kapal. Sepanjang jalan yang dilihat air. Saya jadi sempat terpikir bahwa semua ini memang atas kuasaNya. Air laut yang sebanyak ini bisa tidak tumpah pasti karena adanya daya tarik gravitasi tapi semua itu juga pasti karena kuasaNya dan di dalam hati saya berdoa semoga kami yang "kecil" ini tetap dalam lindunganNya. Saya juga sempat terpikirkan Tsunami, ombak yang alami selama di atas kapal saja sudah membuat kapal terombang-ambing. Bagaimana dengan Tsunami?? Lagi-lagi saya jadi teringat kapal minyak di Aceh yang terbawa ombak Tsunami sepanjang 15km. Astaghfirulloh!! Kita semua memang "kecil".. Maka sepanjang perjalanan menuju pulau Air, saya habiskan dengan merenung dan berdoa. :)



Finaaaalllyyy!! Kami sampai di pulau air, dan kami sudah di dalam air laut!! Iyaaaa beneran air laut bukan kolam renang. OMG!! Ini pengalaman pertama saya berenang di dalam laut. Jujur! Sedikit ada rasa takut dan awalnya membuat saya lupa dengan cara berenang seperti apa. Huft! hihihi. Pakai alat snorkelling menurut saya ribet banget, itu alat yang seperti pipa yang ujungnya harus dimasukkan ke dalam mulu kita (entah apa namanya) malah membuat saya sering minum air laut. Akhirnya saya lepas aja itu selang. Jaket pelampung belum berani saya lepas tapi melihat teman saya si Ami yang melepas jaket dan dengan asyiknya nyelem ke dalam terus foto-foto dengan karang membuat nyali saya naik.
Cukup lama kami snorkelling di pulau air, jumpalitan di dalam air. Berusaha banget megang ikan tapi engga pernah berhasil. hihihi. Otot-otot badannya saya pun ikut diuji di sini. Beberapa kali sempat otot punggung saya ke tarik karena gaya renang saya yang engga lazim di dalam laut. Tapi memang sulit sekali teman berenang menyelam ke dalam air laut. Mungkin karena kadar garam air laut yang tinggi maka sangat sulit untuk kita menyelam dan menyeimbangkan badan untuk tetap di dalam. Saya harus memberikan 4 jempol saya kepada Halim. Dia hebat sekali menyelamnya (yaiyalaaah!!) dan nafasnya itu loh panjaaaaang sekali. Dia betah di dalam air dan anteng sambil mengambil gambar kami yg seperti cacing kepanasan karena engga bisa diam. hihihi.
Perjalanan kembali dilanjutkan, tujuan selanjutnya adalah pulau Karang Beras. Pulau ini tidak berpenghuni. Pulau Karang Beras terdiri dari Karang Beras Besar dan Kecil, keduanya bersebelahan. Di pulau ini kami tidak snorkelling, hanya berkeliling sekitar pulau dan di sini kami menjarah banyak kerang, keong dan karang yang sudah terdampar di pinggir pantai. Indah banget ya Allah!! Warna air laut yang bergradasi dari hijau muda, sampai biru kelam. Cantiiik!!

Ini namanya buah pelindung (kalau tidak salah yaa..) rasanya aseeeeeeem bener! Di dalamnya ada bijinya, bentuk bijinya seperti biji duren.
Kalau yang ini kata si mas ABK namanya ubur-ubur kembang, cantik yaa!!
Lanjuuuut!! Pulau selanjutnya adalah pulau Payung, tapi sebelum menepi ke pulau Payung kami snorkelling lagi. Kata Halim, trumbu karang di pulau Payung tidak seindang di pulau Air. Tapi bagi saya kenapa lebih indahan yang di pulau Payung yaa.. Intinya sama saja, sama-sama cantik. :)


Selesai snorkelling di pulau Payung! Snorkellingnya engga terlalu lama di sini, dan intinya kurang puas snorkellingnya, masih pengen lagi!! Nagiiih!! x( Naik ke atas kapal dengan sedikit rasa tidak ikhlas karena harus segera menepi ke pulau Payung. Pulau Payung pulau yang berpenuhi jadi kita di sini bisa istirahat, jajan di warung yang ada di dermaga pulau Payung. Setelah beristirahat, Halim ngajak kita jalan-jalan menyusuri pantai pulau Payung dan saya terkesimaa dengan pemandangan laut dari pulau Payung. Cantiiiiiiik sekali!! Dari semua pemandangan yang saya pernah liat, pulau Payung lah yang paling cantik! Cukup lama kami main-main dan foto-foto di sini. Bercanda dengan si Halim. Hah! Rindunya masa-masa itu.

Dan akhirnya berakhir sudah perjalanan menyusuri pulau-pulau di kepulauan Seribu, mari kita pulang ke pulau Tidung. :) Sepanjang perjalanan, angin dan ombak semakin liar, heh! Pasti bakalan masuk angin nih, badan udah mulai terasa sakit semua di beberapa bagian. Tapi semua itu terbayarkan dengan apa yang kami dapatkan di pulau Tidung ini. :D
Bersih-bersih dan istirahat sebentar di penginapan. Jam 7 kita siap-siap lagi untuk makan ikan bakar di pinggir pantai. Kalau kata Halim nama tempatnya lampu delapan, karena di tempat makan ikan bakarnya ada tiang lampu tempak yang jumlah lampunya ada delapan. Capeeeek deh! hihihi. Halim sendiri loh yang menyediakan semua keperluan makan malam kali ini, mulai dari tiker tempat kita akan duduk, piring, minuman, sampai ikan yang akan dibakar. Halim juga yang membakarnya. TOP deh buat Halim. ;)
Mungkin sebenarnya saya sendiri kurang suka dengan ikan yang dibakar ini. Kata Halim nama ikannya ikan anak tongkol, tahu deh bener engga! hihihi. Yg ena bumbu kecap cabenya. Selain itu kita juga mesen es kelapa muda (lagi dan lagi?!) tapi koq yang kali ini rasanya lebih enak yaa dibanding es kelapa muda yang dipinggir pantai timur. Makan ikan bakar sambil lihat pemandangan langit yang penuh bintang. Jarang-jarang lihat bintang bertaburan dimana-mana, mungkin karena masih sedikitnya lampu di pulau Tidung jadi bintang terlihat jelas. :)
Dengan berakhirnya makan ikan bakar di pinggir pantai selatan pulau Tidung, maka berakhir cerita kami di hari kedua di pulau Tidung. Untu cerita selanjutnya saya akan menceritakan bagaimana perjalanan pulang kami.
Ditunggu yaaa.. :)

09 July 2011

Tidung Island, Indonesia #1

Yihhhhaaaaaaaa!!! Akhirnya rencana liburan ke pulau Tidung terlaksana juga. Senang bukan kepalang! Liburan kali ini semua yang urus dari A sampai Z adalah si Ami, teman kuliah magister saya sekaligus teman magang saya. Makasih banyak yaaaa Amirotun!! :* Entah mengapa liburan ke pulau Tidung begitu membekas di hati saya. Maka dari itu saya ingin sekali menceritakan semua pengalaman yang saya dapati selama berada di pulau Tidung.

Pada tanggal 6 - 8 Juli kemarin, saya beserta keempat teman saya (Ami, Anti, Pyo dan Mba Nung) pergi ke pulau Tidung menggunakan jasa travel dari www.arietidung.com Puas sekali rasanya dengan hasil kerja tim Arie Tidung, tidak ada cela buat mereka semua (bukan promosi loh! Ini beneran!). :)
Berhubung kami diminta berkumpul di Muara Angke jam 5.30 pagi, maka saya beserta teman sepakat untuk menginap di Condotel Golden Sky di daerah Pluit. Maklum kami semua mayoritas rumahnya di daerah Bekasi.

6 Juli 2011

Pukul 5 pagi, kami berlima di dalam taksi Blue Bird menuju Muara Angke. Sedikit mengalami kesulitan untuk mencari pom bensin Pertamina yang menjadi tempat kami janjian dengan si Arie Tidung. Ternyata letak pom bensin ada di dalam pasar Angke, jadi kita masuk melewati gerbang tiket, bayar Rp. 2000 untuk mobil. Sesampainya di pom bensin, sudah ramai loh dengan para wisatawan yang mau ke pulau Tidung juga. Banyak yang bawa tas ransel, tapi juga engga kalah banyak yang bawa travel bag malah ada juga yang bawa bantal.. hahahaha

Ini adalah pengalaman pertama saya datang ke Muara Angke. Kaget juga dengan situasi di sana. Bau amis yang sangat menusuk hidung. Banjir kecil alias genangan air di mana-mana sampai-sampai para pedagang menggunakan sepatu bot plastik bahkan tidak sedikit orang yang tidur dengan nyenyak di atas gerobak. *miris*

Mas Arie bilang bahwa kami menggunakan kapal bernama Madina untuk menuju pulau Tidung. Ini kali kedua saya naik kapal. Jangan dibayangkan kapalnya seperti kapal Titanic atau kapal-kapal yang berada di Marina Ancol yaa. Kapal Madina yang saya tumpangi hanya kapal sederhana dari kayu yang memiliki tiga tingkatan. Lantai dasar bisa dibilang bagasinya kapal. Banyak warga pulau Tidung yang membeli keperluan sehari-hari termasuk untuk logistik di Jakarta dan diangkut menggunakan kapal tersebut. Kemudian, lantai dua dan tiga diisi oleh para wisatawan. Saran dari Mas Arie lebih baik pilih lantai paling atas karena tidak pengap.



Kapal dan angkot sepertinya tidak ada bedanya, sama-sama ngetem. Kapal baru akan jalan jika sudah tidak ada space lagi untuk penumpang. Walaupun begitu tetap kapal Madina menyediakan jaket pelampung bagi semua penumpangnya dan silakan mengambil dan memilih sendiri jaket mana yang dikehendaki karena para ABK (anak buah kapal) hanya sibuk berkata "Masih muat!! Geser bu, jangan di pintu!!" -___-" Akhirnya kapal Madina lepas landas jam 07.30, fiuuhh!! Dan terlihatlah begitu "Indah"nya dermaga Muara Angke..



Berhubung selama di laut lepas saya tidur terus, tidak banyak hal yang bisa diceritakan selain, betapa pegel dan sakitnya kaki saya yang sekitar 2,5 jam menekuk terus. Hiks! :( Yaa jam 10 pagi kami sampai di pulau Tidung!! Voilaa.. :D Kami langsung disambut oleh welcome guide (gaya bener yaaa istilahnya?!) yang mengaku bernama Ical. Si ical ini orangnya tinggi, kulitnya sawo matang ciri khas anak pantai. Kami kira si Ical ini yang akan selalu menemani kami selama di pulau Tidung tapi ternyata bukan, Ical hanya penyalur lidah antara guide kami nantinya dengan Mas Arie. Ical juga lah yang akan menyediakan semua fasilitas kami, mulai dari penginapan, makan, sepeda, kapal sampai alat snorkelling.

Nama guide kami adalah Nurhalim alias Halim. Jujur, sampai sekarang ketika saya mengetik posting ini, saya masih terngiang-ngiang suara Halim yang sering memanggil Mba Nung "Mba Canteeek!" dan akhirnya saya kangen juga dengan guide kami itu. Halim is the best deh! :)

Penginapan di pulau Tidung adalah rumah penduduk yang menyewakan kamarnya untuk para wisatawan. Fasilitasnya bagus loh, AC, TV, kamar mandi dalam dan tempat tidur busa. Namun, kata Mas Arie tidak semua penginapan menyediakan TV. Kebetulan penginapan RHS tempat kami menginap menyediakan TV. Pemiliknya pak Aput, baik sekali beliau ini.



Sampai di penginapan, kami disilakan untuk istirahat dan disarankan jika ingin main banana boat baiknya sore hari ini. Maka jadilah saya dan teman-teman terkapar di kamar penginapan. Saya pun ikutan teler karena pengaruh obat mabok yang masih tersisa. hihihi. Sekitar jam 2 siang, kami baru keluar penginapan dan langsung menuju pantai Barat pulau Tidung naik sepeda. Mari kita goweeeees!! Menurut Ical, perjalanan dari penginapan menuju pantai Barat sekitar 2km. Daerah Barat pulau Tidung memang lebih sedikit penduduknya. Hanya terisi lapangan bola, sekolah, 2 tower telepone seluler (indosat & telkomsel) dan sisanya pepohonan ilalang.


Cerita dari si Ical bahwa kenapa pantai Barat lebih sepi pengunjung karena menurutnya pantai Barat tidak seindah pantai Timur. Menurut saya sama indahnya. :) Tapi memang pantai Barat hanya pemandangannya yang indah tapi tidak ada hal menarik lainnya. Semua aktifitas laut berada di pantai Timur pulau Tidung. Jadi yaa di pantai Barat kami hanya numpang foto-foto saja.. :D

Tidak ada setengah jam di pantai Barat, kami lanjut gowes menuju pantai Timur. Capeeeeek cuy!! -___-" ngos-ngosan!! Kurang lebih dari pantai Barat sampai Timur jaraknya 4km. Hegh!! Tapi semua ini saya nikmati dengan alasan kapan lagi bersepeda dipinggir pantai?? :D
Dari kejauhan udah terlihat keramaian diujung pantai. Kami melewati gapura yang terbuat dari bambu yang tertulis "Welcome to Jembatan Cinta". Dalam hati berkata "Oalaaaah, ini toh lokasi jembatan cinta di pulau Tidung, kayak apa sih itu jembatan?!" Sebelum masuk ke lokasi pantai Timur, sepeda-sepeda harus diparkir dulu dengan biaya parkir Rp.2000 per sepeda. Mahal juga yaaa cuy?!




Suasana pantai Timur belum terlalu ramai, mungkin karena masih siang kali yaa jadi pada takut panas. Puas ngeliatain suasana di pantai Timur dan bolak-balik si Halim nyuruh kita semua terjun dari jembatan cinta. Agak ciut juga yaaa ngeliat tingginya jembatan. hiks! Btw, soal sejarah kenapa dinamakan jembatan cinta, menurut Ical, orang Jakarta juga koq yang ngasih nama jembatan cinta. Soalnya jembatan ini yang mengenalkan dan mendekatkan orang-orang yang ingin terjun dari jembatan cinta. Biasanya orang yang mau terjun diberi semangat oleh orang lain disekitar jembatan dan jadi kenal satu sama lain. Akhirnya saya pun terjuuuuuuuuuuuun!!! Haiks!! Sensasinya cuy!! Pas terjun jantung berasa hilaaaaaang!! Tapi pas udah di dalam air nagiiih! Sampai dua kali saya terjun.. :D


Kelar terjun dari jembatan cinta, lanjut banana boat. Untuk bermain banana boat dikenai biaya Rp.35.000/orang yaa. Antusias banget saya!! Maklum ini kali pertama saya main banana boat *tersipumalu* menurut saya, banana boat lebih nyakitin. Maksudnya di badan lebih sakit gitu, badan dibanting ke dalam air. Soft lens saya aja sempat lepas. Cukup tiga kali saja diceburinnya udah bikin punggung encok-encok. Encok bukan karena dibantingnya tapi karena sulitnya naik ke atas banana boat dari dalam air. Walhasil urat-urat pada melintir deh!

Selanjutnya kano. Ini juga pengalaman pertama saya naik kano. Ilmu mendayung saya minus banget padahal dulu jaman smp pas aktif pramuka saya sempet diajarin mendayung tapi kenapa kanonya cuman bisa maju? engga bisa belok kiri atau kanan? Ujung-ujungnya terdampar di tepi pantai. Susah bener dah main kano!! Memang saya nahkoda yang payah.. :')

Cukup lah yaaaa, main-mainnyaaa udah mau magrib juga. Sebelum pulang ke penginapan. Ngebakso dulu enak kali yaaa?! Emang deh dari jaman dulu les renang sampai sekarang tiap udahan renang pasti laper dan pasti makan mie. :p Nunggu bakso dateng, minum kelapa muda dulu. Sebenernya saya bosen dengan kelapa muda karena hampir tiap hari di rumah saya selalu ada kelapa muda. Tapi yaa berhubung ini di pulau Tidung sensasinya lain. :D

Berakhir sudah hari pertama di pulau Tidung, saatnya mandi dan istirohat.. Tidak sabar untuk menceritakan pengalaman saya di hari kedua. Amazing!! ;)