31 December 2014

Tapi Bagaimanapun..

Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih;
tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu;
tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri;
tapi bagaimanapun, berbahagialah.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu dan beberapa sahabat sejati;
tapi bagaimanapun, jadilah sukses.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam;
tapi bagaimanapun, bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang;
tapi bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu.

Ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

- Mother Teresa

With Love,

New Year Eve..

Hari terakhir di tahun 2014. Waktu memang berjalan begitu cepatnya. Sampai-sampai tidak terasa akan masuk tahun 2015. Seperti biasanya malam tahun baru lebih sering di rumah, menikmati kembang api  yang orang lain nyalakan bersama orang rumah dari lantai teratas alias tempat talang air. Tidak ada yang spesial. Memang sejak kecil malam tahun baru bukan masuk dalam kategori hari spesial.

Biasanya akhir tahun begini, banyak orang yang flash back. Mengingat peristiwa apa saja yang sudah terjadi setahun belakangan ini. Khusus saya, itu tidak berlaku. Hmm, saya sedikit anti main-stream. Buat apa mengingat peristiwa setahun ini kalau lebih banyak peristiwa pahitnya dibanding manisnya. Ok, cukup! Tidak perlu dibahas lebih lanjut.

Malam terakhir di tahun 2014 sepertinya akan saya isi dengan beberapa kegiatan, sekedar membunuh waktu hingga waktunya berganti tahun. Salah satunya yang sedang saya lakukan ini, posting blog. Membayar dosa karena jarang mengunjungi blog pribadi. Merevisi postingan jadul yang perlu diedit. Satu lagi, saya harus membuat laporan keuangan bulanan pribadi. Berhubung besok sudah berganti bulan, dan sudah ada rencana kegiatan jadi nampaknya tidak ada waktu lagi. Tidak baik kan menunda pekerjaan?!

Kegiatan terakhir, menghitung jumlah koin yang sudah dikumpulkan selama setahun ini dalam rangka ikut berpartisipasi acara "Receh Untuk Buku 2014". Silakan baca post saya di sini. Sesuai rencana uang koin ini akan saya belikan buku. Sayangnya diawal ikut acara ini saya belum punya buku incaran dan minggu lalu akhirnya saya tahu buku apa yang akan saya beli, yaitu buku "Ephemera".



Kenapa buku ini? Sejujurnya saya teracuni oleh suatu account Instagram yang membahas tentang buku ini. Saya senang membaca quote yang asalnya dari buku ini. Kata-katanya menusuk dalam di hati dan berenang dalam di pikiran. Jadi penasaran. Semoga buku ini sesuai harapan awal bisa menyembuhkan luka hati. Nampaknya saya melarat sekali yaa. xixi.. Tidak sabar untuk segera ikutan pre order buku Ephemera. Fyi, buku ini belum dijual di toko buku sehingga penjualan melalui sistem pre order melalui online.

Last paragraph, selamat tahun baru 2015 teman. Selalu ada harapan dan kesempatan setiap harinya, tidak perlu menunggu awal tahun untuk membuat resolusi. Setiap membuka mata di pagi hari, selain sujud subuh sekalian ucap resolusi yang disaksikan dan diaminkan oleh para malaikat. Aamiin..


With Love,

26 December 2014

Cahaya..

Ternyata ini belum berakhir, malah ini suatu permulaan. Teka-teki yang akhirnya terjawab sudah. Bingung diantara suka atau harus berduka. Diantara bersyukur atau meratapi. Suka karena akhirnya terkuak sudah misteri selama ini. Duka karena semua rencana menguap begitu saja. Syukur karena Gusti menjawab. Meratapi karena merasa terhina.

Ternyata benar kata-kata orang itu, cinta itu buta. Bahkan hati dan pikiran ikut dibutakan, bukan hanya mata. Tidak perlu menyalahkan siapapun, salahkan saja diri sendiri kenapa bisa menjadi sosok pribadi yang terlalu penyabar, terlalu percaya, terlalu permisive, dan terlalu mencinta. Makan itu cinta!

Pernah dengar air susu dibalas air tuba?! Sering yaa didengar di jaman SD pelajaran Bahasa Indonesia. Sekitar 15 tahun yang lalu mungkin. Tapi baru sekarang makna dari peribahasa tersebut saya pahami dan rasakan. How dare you are?!

Pelajaran bermakna bagi diri pribadi. Tidak ada hukum kewajiban bahwa orang setia maka akan dibalas dengan kesetiaan. Tidak juga dengan orang sabar dibalas dengan kesabaran. Tidak juga dengan orang tulus dibalas dengan ketulusan. Yang ada, penindasan. Seperti lagu jadul "wanita dijajah pria sejak dulu kala".

Sekarang, terlukalah dan terpuruklah kamu atas segala yang telah ditanam. Seperti ucapanmu, "saat ini hukumannya". Selamat berpanen. Doaku, agar hasil panennya tidak selamanya menjadi bisa namun susu yang membawa semuanya ke dalam posisi netral. Netral.

"Gusti, jadikanlah cahaya dalam kalbuku, cahaya dalam kuburku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dalam rambutku, cahaya dalam kulitku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku dan cahaya dalam tulang-tulangku. Dan cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kirikuk, cahaya di atasku dan cahaya di bawahku. Gusti, tambahkanlah cahaya kepadaku, berikanlah cahaya kepadaku dan jadikanlah cahaya bagiku dan jadikanlah diriku cahaya."

Lantunan ini dipanjatkan bukan hanya untukku tapi dirimu. Bagaimanapun juga aku bukanlah pendendam yang senang mengumpat dan mengucapkan kutukan. Cukup Gusti yang menjadi waliku. Jika Gusti saja memberikan ampunan, maka aku pun juga. Jika Gusti saja memberikan kesempatan, maka aku pun juga. Datanglah jika kesempatan itu sudah dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan buatlah kompromi dengan Gusti bahwa ini adalah kesempatan terakhir yang akan dijaga selamanya. Kalaupun tidak kembali maka rahasia Gusti apa lagi yang akan segera terbuka untukku. Maka aku ikhlas.

Ikhlas bukan berarti tanpa air mata. Ikhlas bukan berarti tidak sakit. Ikhlas hanya meyakini bahwa semua yang terjadi. Semua yang datang dan pergi. Semua yang ada dan tiada adalah atas kehendak Gusti Allah. Semua karena Gusti Allah. (credit by www.azaleav.com)

Kumaafkan, bukan berati kulupakan.
Kuikhlaskan, bukan berarti kuterima.
Kuberikan kesempatan, bukan berarti pintu terbuka lebar.

With Love,