14 December 2009

Cemeng dan Cemong..

Awalnya saya takut banget dengan kucing. Tapi semenjak kakak saya mengadosi kucing di jalan dan dirawat dengan baik. Akhirnya saya luluh juga, secara perlahan saya mau pegang-pegang si kucing yang saya kasih nama Cemeng. Kebetulan Cemeng kucing yang kalem dan tidak agresif. Jadi saya ga terlalu mau pegang-pegang dia. Bahkan buat gendong Cemeng saja, saya sampai di training sama kakak saya. *maklum*

Dua bulan setelah saya pindah rumah, Cemeng hilang. Pada dasarnya dia kucing jalan jadi meskipun sekarang dia punya rumah masih suka jalan-jalan ke luar rumah. Mungkin dia ga hafal dengan situasi dan kondisi di rumah yang baru ini atau bisa jadi ketemu kucing betina atau diambil orang karena Cemeng ini sepertinya ras campuran. Sedih Cemeng ga pulang-pulang. :(


Beberapa bulan sebelum Cemeng hilang

Kurang lebih satu tahun kemudian, saya punya kucing baru. Perkenalkan! Namanya Raden Mas Cemong, saat saya adopsi usianya baru 5 bulan dan sekarang sudah 12 bulan.  Cemong mulai tinggal bersama saya sejak April 2009. Belajar dari pengalaman sebelumnya maka Cemong dikasih kalung tanda bahwa dia punya keluarga dan rumah. Mukanya Cemong ini lucuuu banget, jenaka, ganteng, tapi sekaligus judes.



..


Saya memang sengaja mencari kucing yang warnanya seperti Cemeng, red tubby karena tidak pasaran dan seperti tokoh kartun garfield. Cemong ini takut sama orang baru, setiap ada tamu datang pasti dia langsung jalan cepat sambil merayap ke arah belakang tapi belum sampai belakang ngintip dulu siapa tamunya. :D

Cemong memang sengaja ga pernah diajak keluar rumah. Takut hilang!! Dia dulu pernah keluar rumah karena pintu lupa ditutup walhasil Ibu harus ngejar-ngejar dia sampai ke kampung depan rumah. Semenjak itu, pintu di rumah harus selalu dalam keadaan tertutup. Karena tidak boleh keluar rumah, Cemong cuma bisa ngintip di balik jendela. Lama-lama kasian juga melihat Cemong begitu, akhirnya Cemong dikasih izin buat keluar rumah dari rumah belakang (rumah saya gandeng depan-belakang) tapi hanya sampai batas teras saja. Dia ga bisa menerobos dari bawah pagar karena sempit, badannya ga muat kegendutan. Selain itu, di ruang tamu disediakan kursi plastik khusus buat Cemong kalau mau ngintip di jendela biar dia ga perlu jinjit lagi. 

Pokoknya masiiih banyak cerita-cerita lucu tentang Cemong. Semoga Cemong betah dan senang tinggal bersama saya dan keluarga..


With Love,


Negeri van Oranje

Judul : Negeri van Oranje
Penulis : Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : April 2009
Halaman : 478
Rating : 4/5 (goodreads)


Buku Negeri Van Oranje berceritakan tentang lima mahasiswa Indonesia yg sedang berjuang meraih gelar master di Negeri Belanda, ada Daus, Banjar, Wicak, Geri dan Lintang. Kelimanya memiliki latar belakang yang berbeda seperti Daus yang asli Betawi, cucu kesayangan engkong yang juragan mikrolet, bermimpi jadi seorang pengacara tapi krn ridho sang engkong akhirnya melamar jadi PNS Kementerian Agama. Banjar, alumni ITB yang merasa tertantang meninggalkan kehidupan socialite Jakarta dengan kembali kuliah menggunakan biaya sendiri demi meraih gelar master bisnis. Wicak, anak Banten asli, keturunan bangsawan Banten, pengusaha karet sukses. Gemar berhutan dan bekerja di sebuah LSM internasional yang menghadapi tentang illegal logging. Geri, satu-satunya pria yang mendukung dari segala sisi, sudah tinggal di Den Haag Belanda sejak kuliah S1, punya apartemen lengkap dengan isinya dan mobil pribadi, tapi ada yg ganjil dengan Geri dan satu-satunya wanita, Lintang. Hobby manjatin pohon, bikin prakarya dengan palu dan gergaji tapi mahir masak dan menari, selain itu gemar gonta-ganti pacar bule. Mereka berlima bergabung dalam "Aagaban".

Buku ini saya beli karena tertarik dengan tema ceritanya. Saya penasaran dengan kehidupan mahasiswa Indonesia di sana. Kebetulan kakak saya pun sedang kuliah di sana, yaa kurang lebihnya saya jadi bisa merasakan seperti apa kehidupan kakak saya. Setelah saya baca habis novel ini, menurut saya ceritanya fun, tidak membosankan dan sukses membuat saya berkhayal seolah-olah saya berada di sana karena diselingi dengan tips-tips untuk berpetualang ala backpacker. Mantap! Oh ya, saat saya beli buku ini belum ada tambahan tulisan "Best Seller" di covernya, tapi sekarang sudah terpampang jelas! :)


With Love,