31 December 2014

Tapi Bagaimanapun..

Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih;
tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu;
tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri;
tapi bagaimanapun, berbahagialah.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu dan beberapa sahabat sejati;
tapi bagaimanapun, jadilah sukses.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam;
tapi bagaimanapun, bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang;
tapi bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu.

Ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

- Mother Teresa

With Love,

New Year Eve..

Hari terakhir di tahun 2014. Waktu memang berjalan begitu cepatnya. Sampai-sampai tidak terasa akan masuk tahun 2015. Seperti biasanya malam tahun baru lebih sering di rumah, menikmati kembang api  yang orang lain nyalakan bersama orang rumah dari lantai teratas alias tempat talang air. Tidak ada yang spesial. Memang sejak kecil malam tahun baru bukan masuk dalam kategori hari spesial.

Biasanya akhir tahun begini, banyak orang yang flash back. Mengingat peristiwa apa saja yang sudah terjadi setahun belakangan ini. Khusus saya, itu tidak berlaku. Hmm, saya sedikit anti main-stream. Buat apa mengingat peristiwa setahun ini kalau lebih banyak peristiwa pahitnya dibanding manisnya. Ok, cukup! Tidak perlu dibahas lebih lanjut.

Malam terakhir di tahun 2014 sepertinya akan saya isi dengan beberapa kegiatan, sekedar membunuh waktu hingga waktunya berganti tahun. Salah satunya yang sedang saya lakukan ini, posting blog. Membayar dosa karena jarang mengunjungi blog pribadi. Merevisi postingan jadul yang perlu diedit. Satu lagi, saya harus membuat laporan keuangan bulanan pribadi. Berhubung besok sudah berganti bulan, dan sudah ada rencana kegiatan jadi nampaknya tidak ada waktu lagi. Tidak baik kan menunda pekerjaan?!

Kegiatan terakhir, menghitung jumlah koin yang sudah dikumpulkan selama setahun ini dalam rangka ikut berpartisipasi acara "Receh Untuk Buku 2014". Silakan baca post saya di sini. Sesuai rencana uang koin ini akan saya belikan buku. Sayangnya diawal ikut acara ini saya belum punya buku incaran dan minggu lalu akhirnya saya tahu buku apa yang akan saya beli, yaitu buku "Ephemera".



Kenapa buku ini? Sejujurnya saya teracuni oleh suatu account Instagram yang membahas tentang buku ini. Saya senang membaca quote yang asalnya dari buku ini. Kata-katanya menusuk dalam di hati dan berenang dalam di pikiran. Jadi penasaran. Semoga buku ini sesuai harapan awal bisa menyembuhkan luka hati. Nampaknya saya melarat sekali yaa. xixi.. Tidak sabar untuk segera ikutan pre order buku Ephemera. Fyi, buku ini belum dijual di toko buku sehingga penjualan melalui sistem pre order melalui online.

Last paragraph, selamat tahun baru 2015 teman. Selalu ada harapan dan kesempatan setiap harinya, tidak perlu menunggu awal tahun untuk membuat resolusi. Setiap membuka mata di pagi hari, selain sujud subuh sekalian ucap resolusi yang disaksikan dan diaminkan oleh para malaikat. Aamiin..


With Love,

26 December 2014

Cahaya..

Ternyata ini belum berakhir, malah ini suatu permulaan. Teka-teki yang akhirnya terjawab sudah. Bingung diantara suka atau harus berduka. Diantara bersyukur atau meratapi. Suka karena akhirnya terkuak sudah misteri selama ini. Duka karena semua rencana menguap begitu saja. Syukur karena Gusti menjawab. Meratapi karena merasa terhina.

Ternyata benar kata-kata orang itu, cinta itu buta. Bahkan hati dan pikiran ikut dibutakan, bukan hanya mata. Tidak perlu menyalahkan siapapun, salahkan saja diri sendiri kenapa bisa menjadi sosok pribadi yang terlalu penyabar, terlalu percaya, terlalu permisive, dan terlalu mencinta. Makan itu cinta!

Pernah dengar air susu dibalas air tuba?! Sering yaa didengar di jaman SD pelajaran Bahasa Indonesia. Sekitar 15 tahun yang lalu mungkin. Tapi baru sekarang makna dari peribahasa tersebut saya pahami dan rasakan. How dare you are?!

Pelajaran bermakna bagi diri pribadi. Tidak ada hukum kewajiban bahwa orang setia maka akan dibalas dengan kesetiaan. Tidak juga dengan orang sabar dibalas dengan kesabaran. Tidak juga dengan orang tulus dibalas dengan ketulusan. Yang ada, penindasan. Seperti lagu jadul "wanita dijajah pria sejak dulu kala".

Sekarang, terlukalah dan terpuruklah kamu atas segala yang telah ditanam. Seperti ucapanmu, "saat ini hukumannya". Selamat berpanen. Doaku, agar hasil panennya tidak selamanya menjadi bisa namun susu yang membawa semuanya ke dalam posisi netral. Netral.

"Gusti, jadikanlah cahaya dalam kalbuku, cahaya dalam kuburku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dalam rambutku, cahaya dalam kulitku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku dan cahaya dalam tulang-tulangku. Dan cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kirikuk, cahaya di atasku dan cahaya di bawahku. Gusti, tambahkanlah cahaya kepadaku, berikanlah cahaya kepadaku dan jadikanlah cahaya bagiku dan jadikanlah diriku cahaya."

Lantunan ini dipanjatkan bukan hanya untukku tapi dirimu. Bagaimanapun juga aku bukanlah pendendam yang senang mengumpat dan mengucapkan kutukan. Cukup Gusti yang menjadi waliku. Jika Gusti saja memberikan ampunan, maka aku pun juga. Jika Gusti saja memberikan kesempatan, maka aku pun juga. Datanglah jika kesempatan itu sudah dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan buatlah kompromi dengan Gusti bahwa ini adalah kesempatan terakhir yang akan dijaga selamanya. Kalaupun tidak kembali maka rahasia Gusti apa lagi yang akan segera terbuka untukku. Maka aku ikhlas.

Ikhlas bukan berarti tanpa air mata. Ikhlas bukan berarti tidak sakit. Ikhlas hanya meyakini bahwa semua yang terjadi. Semua yang datang dan pergi. Semua yang ada dan tiada adalah atas kehendak Gusti Allah. Semua karena Gusti Allah. (credit by www.azaleav.com)

Kumaafkan, bukan berati kulupakan.
Kuikhlaskan, bukan berarti kuterima.
Kuberikan kesempatan, bukan berarti pintu terbuka lebar.

With Love,

09 August 2014

Titik Terendah..

How do I feel tonite?

Cloudy..

******

Saya terus meyakinkan diri bahwa saya adalah perempuan yang kuat, tangguh dan gigih. Sejauh ini pun saya juga menyadari bahwa tidak sekali, dua kali atau tiga kali tetapi berkali-kali saya tersungkur. Jika orang lain tidak bisa dan tidak akan bisa menjaga hati dan perasaan saya maka saya harus bisa melindungi hati dan perasaan diri saya maka mohon maaf jika saya pura-pura tidak melihat dan tidak mendengar. Hal ini semata agar saya tetap terus menjadi perempuan yang kuat, tangguh dan gigih seperti pesan terakhir yang diinginkannya.

Sediam-diamnya mulut dan secerah-cerahnya wajah, saya tetap butuh arahan. Lagi-lagi agar saya tetap terus menjadi perempuan yang kuat, tangguh dan gigih seperti pesan terakhir yang diinginkannya. Yakin dalam hati bahwa arahan tersebut sebaik-baiknya arahan yang pernah ada. Kekuatan doa. Tidak lagi saya pinta untuk selalu mengalir di sungai yang sama. Tidak lagi saya pinta untuk mengubah batu menjadi tahu. Tidak lagi saya pinta semua hal yang dulu selalu saya panjatkan. Hanya pinta keterangan. Jadikanlah cahaya dalam kalbuku, tambahkanlah cahaya kepadaku, berikanlah cahaya kepadaku dan jadikanlah cahaya bagiku dan jadikanlah diriku cahaya. Aamiin.


With Love,

18 June 2014

Problems, come and go..

Morning!!

What a wonderful morning with a cup of hot strawberry tea.. hmmm, my mood booster! :)

Hari keempat menjalani kehidupan semula, setelah 6 hari penuh ikut Pelatihan Dasar Teknik Konseling. Dan sekarang saya sudah merindukan masa2 6 hari itu. Saya rindu dengan orang2 yg terlibat di pelatihan itu, saya rindu dengan suasana kekeluargaannya, saya rindu mendengarkan penjelasan ilmu2nya, saya rindu berangkat pagi dan bertemu teman2 dan saya rindu mencicipi teh aneka rasa. Pokoknya saya merindukan keluarga S.A.T.U konsulting. Baru kali ini saya mengikuti pelatihan terlama (6 hari) tapi paling berkesan dalam hidup saya. Tidak ada ngantuk, tidak ada bosan, tidak ada kata malas, yang ada malah semangat!!

Setelah ikut pelatihan ini dan bertemu dengan orang2 hebat, pandangan hidup saya ikut berubah. Pandangan hidup sebagai manusia maupun pandangan hidup sebagai psikolog (kelak). Memang tema pelatihannya tentang konseling, dimana teknik konseling harus dikuasai oleh psikolog tetapi yang saya dapat bukan hanya sekedar ilmu konseling. Yang saya dapat pencerahan hidup, bagaimana saya dalam menghadapi masalah dan mau seperti apa kehidupan saya nantinya.

Manusia hidup pasti membawa masalah di pundaknya. Sekarang bagaimana si manusia mau merelakan satu persatu "tas gendong" di pundak dan punggungnya dilepaskan agar dia bisa berjalan tegap. Karena banyak orang yang malah tanpa sadar keenakan menggendong terus beban di pundak, dengan dalih bahwa hidup mereka "bahagia" atau tidak sedang punya masalah. Urusan mereka sih sebenarnya mau terus bersama "tas gendong"nya, kalau saya pasti ga mau. Dan salah satu sebab saya ingin cepat2 melepas "tas gendong" saya karena bagaimana mau menjadi psikolog yang tugasnya membantu klien menyelesaikan masalahnya jika saya sendiri tidak menyelesaikan masalah saya.

Alhamdulillah, setelah ikut pelatihan ini saya dengan rela hati melepaskan "tas punggung" saya yang hampir 2 bulan bergelayutan di pundak. Malu sebenarnya saat menceritakan masalah saya di depan semua peserta pelatihan, tapi rasa malu kalah dengan pikiran bahwa "kapan lagi saya dibantu oleh konselor untuk menyelesaikan masalah saya?!" Dan sekarang Insha Allah saya bisa berjalan santai dengan hati lapang dan tetap fokus kerja dan kuliah.

Dalam menghadapi masalah yang perlu kita lakukan awalnya adalah memilah masalah. Mana masalah yang sesungguhnya masalah kita sendiri dan mana masalah yang sebenarnya masalah orang lain. Jangan mau menanggung masalah orang lain. Ini nih yang sebagian besar orang paling suka menanggung masalah orang lain, yang akhirnya bikin stres dirinya sendiri. Setelah kita pintar memilah masalah, maka selanjutnya mulailah mencari jalan keluar dengan fokus pada penyebab masalah itu terjadi. Jika dirasa kita tidak sanggup menyelesaikan masalah sendiri, marilah berbesar hati untuk meminta bantuan orang lain. Ini juga salah satu penyakit orang Indonesia yang serba sungkan untuk meminta bantuan orang lain, baik orang tua, keluarga, teman, sahabat atau tenaga profesional seperti psikolog/konselor. Katanya gengsi lah, katanya malu lah, katanya kalau pergi ke psikolog/konselor berarti gila. Yeee, kalau gila mah ke psikiater kali bukan psikolog/psikiater.

Semua ilmu yang diberikan Mom Noen dan Mom Na, Insha Allah selalu saya terapkan di kehidupan saya sehari2, agar hal tersebut menjadi suatu kebiasaan positif saat saya jadi psikolog (kelak). Terima kasih Moms sudah memperkenalkan kepada saya diri saya yang sebenarnya seperti apa, potensi2 apa saja yang saya miliki dan terima kasih sudah memberikan pencerahan batin..

With Love,

30 May 2014

Bekerja..

Say Haiiiiii... :D

Long time no post!

Mestinya banyak yang ingin saya ceritakan di blog tapi alasan klise selalu menjadi kambing hitam yang empuk jika ditanya kenapa sih jarang posting. Kali ini kenapa saya punya waktu untuk berblog ria? Karena saya sedang uji coba dengan aplikasi blogger yang saya download dari playstore. Lumayan membantu aplikasi resmi yang satu ini karena bisa membuat saya posting kapan saja. Yakin nih kapan saja?! Yaah, we will see yaa. Hmm, ga janji deh! :)

Baiklah, kita mulai topik utama posting malam ini. Singkat cerita, setelah melewati fase berlapis-lapis akhirnya saya bisa memutuskan bahwa untuk ke depannya saya akan mengabdi pada dunia pendidikan. Yup! Jadi pendidik, meskipun saya masih penasaran jadi PNS. Hehe.. Alhamdulillah setelah saya deklarasikan akan kemana tujuan hidup saya kepada Ibu dan orang terkasih, beberapa tawaran bekerja baik sebagai pengajar musik maupun proyek2 di bidang psikologi mulai berdatangan. Makin mantaplah saya menata masa depan! Saya terima semua tawaran2 kerja itu sampai hanya di hari Minggu saya bisa menikmati hari libur.

Ibu berpesan, "Kalau memang itu kemauanmu ya ga masalah, yang penting kamu enjoy menjalaninya.". Enjoy memang salah satu alasan mengapa saya tidak berniat meninggalkan profesi saya sebagai guru musik walaupun saya tidak sepandai guru2 lain yang jebolan kampus musik. Saya begitu menikmati peran saya sebagai guru, menikmati alur dan tantangannya mengajar. Apalagi saat tahu bahwa murid2 saya selalu lulus ujian ABRSM dengan nilai yang memuaskan, duh rasanya jadi semakin semangat.

Jauh sebelum saya mantap dengan keputusan saya ini, berulang kali saya datang ke perusahaan2 swasta untuk psikotes dan wawancara. Bahkan sering saya mengemis pekerjaan ke teman2 saya yang bekerja sebagai HRD. Tapi jawabannya adalah NOL! Kegagalan yang kesekian kalinya ini, mulai membuat saya putus asa. Galau berkelanjutan. Namun, Allah memang selalu menjadi penulis cerita yang handal, cerita saya tidak dibuatNya untuk bekerja sebagai karyawan swasta yang harus bangun pagi pulang malam, berjuang di kemacetan pagi malam Ibukota, meluangkan budget khusus untuk kostum kerja formil dan duduk berjam2 di depan layar komputer, melainkan bekerja dengan partner anak2 kecil, jam kerja yang mayoritas dimulai dari jam 2 siang, libur disetiap minggu kelima dan lokasi kerja yang tidak lebih dari 10km. Nikmat kan?! Kenikmatan menjadi pendidik ini yang membuat saya mengurungkan niat saya untuk bekerja sebagai karyawan swasta.

Seperti yang tadi saya ceritakan kalau jam mengajar saya biasa dimulai dari jam 2 siang sehingga di pagi hari hingga menjelang siang saya memiliki waktu kosong yang cukup. Lagi2 Allah menjadi penulis handal, saya terima tawaran untuk bekerja sebagai trainer di salah satu instansi pemerintah di Bekasi. Dengan pikiran siapa tahu gerbang menuju PNS akan terbuka. Proyek training ini hampir memakan waktu 3 bulan. Training macam apa yang sampai 3 bulan?! Namun saya coba untuk lakoni dulu peran saya, semakin lama saya kerjakan ternyata proyek kerja ini cukup mudah dan menyenangkan.  Saya tidak peduli dengan bayaran yang saya terima, mau besar mau kecil itu hanya angka, karena jujur yang saya pikirkan bukan hanya sekedar materi tapi ilmu apa yang bisa saya serap hingga saya kenyang. Mau bilang saya munafik?! Hahaha.. Anda belum kenal saya berarti.. :)

Mungkin saya satu2nya yang mau dibayar "sekian" untuk proyek training yang panjang ini. Saya saja heran kok saya mau ya?! Si Bapak staff instansi pemerintah tersebut saja tidak yakin saya mau dibayar "sekian", sampai2 meremehkan saya dengan mengatakan, "Jangan di depannya Mbak bilang iya mau dibayar "sekian" tapi selanjutnya menghilang tanpa kabar alias kabur!". Geram rasanya dengar congor si Bapak, kita lihat saja Pak! Lanjut cerita, di akhir proyek training, saya tahu bahwa saya dicurangi soal hak yang seharusnya saya terima. Allah telah mengizinkan saya mengetahui kecurangan tersebut maka cukuplah saya bersyukur. Kapok?! Sepertinya tidak deh, kan saya cari bukan hanya materi uang, memangnya saya mereka yang tega menyunat hak saya.

Besar kecilnya upah yang saya terima tidak pernah saya permasalahkan, saya terima saja. Karena saya percaya jika saya bekerja dengan hati tulus dan memberikan yang terbaik yang saya bisa maka Allah juga akan mempersiapkan upah terbaik juga untuk saya di jalan lain. Itupun terjadi! Proyek training 3 bulan belum selesai, teman saya menawarkan proyek kerjaan lainnya. Diupah "sekian" tidak jadi masalah.

Ada pertanyaan seperti ini, "Mengapa kamu tidak kerja di kantoran sih?!". Jawabannya singkat, karena saya ingin punya waktu kerja yang fleksibel. Jawaban ini membutuhkan waktu berpikir yang panjang akibat pergumulan hati yang tidak kunjung usai. Ayah saya seorang karyawan swasta yang bekerja sangat keras hingga bisa membawa keluarganya menikmati semua fasilitas hidup dan Ibu saya seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan anak2nya. Mungkin jika Ibu saya juga bekerja, sekarang saya tidak akan sedekat ini dengan Ibu saya. Namun, hidup di jaman serba mahal menuntut saya menjadi orang yang lebih mandiri lagi apalagi saya punya modal untuk mandiri, maksudnya tidak tergantung dengan uang suami tapi juga tidak melupakan kodrat seorang ibu. Harapan saya jika takdir saya memang berkarier di dunia pendidikan dan memiliki waktu kerja fleksibel, maka saya bisa menjalankan tanggung jawab saya sebagai ibu dan sebagai pendidik secara seimbang.

Sekarang, saya hanya bisa bersyukur, menikmati dan terus berusaha meningkatkan kualitas diri, demi masa depan lebih baik. Semoga pilihan saya untuk bekerja sebagai pendidik membawa keberkahan untuk diri saya, keluarga saya dan orang lain nantinya. Bekerja tidak harus di balik meja dan komputer kan? Bekerja tidak harus berangkat jam 5 pagi dan pulang jam 7 malam kan? Bekerja tidak harus bernaung di perusahaan elite kan? Setiap orang memiliki hak untuk bekerja seperti apa yang mereka inginkan selama pekerjaan itu membawa keberkahan untuk dirinya dan orang lain bukan merugikan orang lain.

With Love,

29 January 2014

Receh Untuk Buku 2014

Halooo.. Halooo..

Punteeeen pisan, saya baru bisa posting tentang "Receh Untuk Buku 2014", padahal udah mau ganti bulan aja yaaa.. *malu Tapi daripada ga posting sama sekali, maaf yaa mbak Maya (penggagas "Receh Untuk Buku 2014")

Sebenernya saya udah tahu tentang "Receh Untuk Buku 2014" dari awal bulan Januari malah udah pasang banner juga di sidebar tapi belum sempet posting reviewnya.. huhuhu.. Berawal dari blogwalking dan terdamparlah pada blog buku (entah milik siapa) yang memasang banner "Receh Untuk Buku 2014". Saya klik dan masuklah saya ke blognya mbak Maya. Kesan pertama ngelihat blognya, cantik bener desainnya. Simple. 

Setelah saya baca postingnya mbak Maya tentang "Receh Untuk Buku 2014", saya merasa tertantang banget. Kira-kira saya sukses engga yaa ngumpulin duit receh buat beli buku?!

Event "Receh Untuk Buku 2014" gampang banget buat diikutin, cara bermainnya:
  1. Untuk ikutan event ini, kamu cukup buat posting review tentang tantangan ini di blog pribadi kamu (engga harus blog buku kok!), kemudian cantumkan link postingan kamu di mr.linky di blog Dear Reader (blognya mbak Maya)
  2. Pasang banner "Receh Untuk Buku 2014" di sidebar blogmu sehingga orang lain tahu bahwa kamu salah satu peserta dari tantangan ini..
  3. Kumpulkan uang receh kamu selama satu tahun dari 1 Januari 2014 - 31 Desember 2014. Tidak boleh dihitung dan tidak boleh dicomot2. Boleh dihitung pas malam tahun 2015 yaa..
  4. Setelah terkumpul dan dihitung, langsung deh dibelikan buku yang udah dari dulu kamu incar. Boleh juga kalau buku itu untuk hadiah ke seseorang. Buku yang dibelipun engga harus 1 buku, boleh 2, 3 bahkan sebanyak2nya. Asal sesuai dengan jumlah hasil dari "Receh Untuk Buku 2014"..
Gampang kan?! Menarik banget.. Yuk ikutaaaaan!! Sampai ketemu di malam tahun baru 2015 dengan uang receh yang bertebaran.. :)


With Love,

07 January 2014

Kebiasaan atau Bukan?!

Selamat makan siang semuanyaaaa...

Saya sendiri juga habis makan siang. Engga tahu kenapa tadi di rumah sebelum berangkat mengantar Ibu ke travel dan berangkat menuju tempat mengajar saya kepikiran makan McD enak kali yaa.. Kebetulan kan McD sama travel sebelahan..

Jadilah sekarang saya duduk manis di McD sendirian karena Ibu udah berangkat ke Bandung dari jam 1 siang tadi, sedangkan saya masih mau menghabiskan waktu di sini karena jam mengajar saya masih lama masih sejam lagi..

Biasanya apa sih yg kalian lakukan jika sedang duduk manis di suatu tempat?! Saya mah udah hobby duduk manis sendirian, seringnya sih saya selalu bawa alat perang saya yaa seperti gadget dan novel. Tapi emang mesti liat2 kondisi juga, kalau tempat duduk manisnya di dalem resto dan ada wifi (seperti sekarang) pasti saya main gadget, tapi kalau di pinggir jalan atau tempat rame yg lainnya yaa lebih baik baca novel aja. Cari aman lah yaa..

Selain main gadget dan baca novel, saya juga senang observasi lingkungan sekitar tempat saya duduk manis, seperti sekarang ini di McD outdoor tempatnya para perokok duduk manis. Saya engga suka perokok tapi kok yaa milih duduk di antara mereka soalnya udaranya enak, hangat, ga panas dan silir2. Saya memang kurang suka dingin yaa menggigit, sukanya mah yg dingin2 sepoy2.. hahaha.. Kalau duduk di luar juga enak bisa liat pemandangan lebih luas ga terpatok hanya liat di dalam resto..

Yang saya liat persis di depan saya duduk manis, ada 5 ibu2 yg sekitar usia di atas 30an dan kesemuanya perokok dan berbicaranya pun kurang sopan. Cara berpakaian mereka biasa aja tidak heboh dengan aksesoris bling2, hanya tshirt dan celana pendek cuman mereka kompak dengan rokok di tangan kiri dan alis yang ditatoo.. wew! Kenapa saya bilang kurang sopan dlm berbicara?! Pertama, salah satu dari mereka meminta asbak kepada petugas McD dengan cara berteriak sambil bilang "Daripada gw buang di sini?!" Ya kaleeee mbak.. abunya ditelen aja sekalian sama racun yg ada.. Kedua, mereka tertawa terbahak2 sambil bilang "bego sih lo!!" Yaa sudah bisa kita lihat mana yang mencerminkan ke-bego-annya..

Menurut kalian, sikap para ibu2 seperti ini wajar atau ga? Dan apakah ini suatu kebiasaan? Apakah bisa diubah?

Jangan salah paham yaaa dgn postingan saya ini, ga ada maksud memojokkan para perokok. Banyak teman saya yg merokok tapi banyak juga yg punya good attitude.. :D



With Love,


Naik Commuter Line?! Kenapa engga?!

Hai semuanyaaaaa...

Selamat tahun baru 2014!! Semoga di tahun 2014 kita dan keluarga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan. Amin!! Resolusi yang standar tapi hakiki.. :)

Di awal tahun ini, saya ingin bercerita betapa senangnya saya bisa kembali menggunakan transportasi masal seperti dulu ketika saya masih jadi mahasiswa s1. Ceritanya semenjak saya bisa menyetir mobil sekitar tahun 2009 dan semenjak saya ambil program profesi saya mulai aktif menyetir mobil sendiri kemana-mana dengan alasan barang bawaan yang selalu banyak sehingga agak kesulitan kalau naik transportasi masal. Jadilah suatu kebiasaan kemana-mana naik mobil pribadi. Mau macet? Hajar! Namanya tinggal di Jakarta yaa mesti terima nasib kalau jalanan macet. Tapiiiii setelah hampir 5 tahun nyetir mobil, akhirnya saya merasa capek untuk menempuh jalur macet. Jalur rutin saya itu jatibening - salemba, biasanya hanya 1,5 jam tapi akhir tahun kemaren sampai 3 jam booooook!! Mabok saya di mobil sendiri, mati gaya, bingung mau ngapain lagi.. Capek bangeeeeet!!

Sudah ada niatan untuk balik lagi naik angkot kayak dulu tapi selalu ga kesampean, mikirnya ongkos ojek dan angkot sekarang mahal banget.. Pokoknya seribu alasan lah.. Tapi semakin sering denger cerita pacar yang kalau berangkat ngantor sering nebeng (twitter: @nebengers), naik motor trus nyambung transjakarta sampai naik Commuter Line, saya sendiri jadi makin mupeng pengen juga naik transportasi masal. Akhirnyaaaa, selama libur akhir tahun kemarin saya niatkan untuk di hari pertama beraktivitas di tahun 2014 saya akan naik Commuter Line. Kenapa saya pilih Commuter Line? karena katanya lebih murah, lebih cepat dan tidak macet. 

Jadilah hari Senin kemarin, hari pertama saya beraktivitas ke kampus seperti biasa bimbingan jam 17.30. Saya udah niat banget naik Commuter Line dari stasiun Kranji. Rencananya saya mau parkir mobil di stasiun Kranji biar lebih hemat biaya ojek dan angkot menuju stasiun Kranji. Saya udah menyiapkan alat perang, seperti tas ransel dan buku novel. 

Berangkat dari rumah jam 15.45 dan parkir mobil di stasiun Kranji jam 16.15, berarti makan waktu 30 menit. Alhamdulillah dapet parkir meskipun agak kesulitan parkirnya karena parkir pas di tikungan dan engga ada tukang parkir. Selanjutnya, ini dia yang saya nanti2, beli tiket!! hehehe.. Dari stasiun Kranji sampai stasiun Cikini ongkosnya cuman 2500 dengan 5000 sebagai jaminan kartu (karcis), wanti2 kalau kita turun tidak di stasiun tujuan sehingga ongkos bisa langsung diambil dari uang jaminan tersebut. Ok banget nih!!

Setelah tapping karcis dan duduk manis di peron 2 buat nunggu kereta dari stasiun Bekasi arah stasiun Jakarta Kota yang baru akan datang 8 menit lagi, saya nikmatin betul suasana stasiun yang lenggang. Saya jadi merasa seperti di luar negeri yaa semacam Singapura lah minimal. Ternyata sekarang sistem transportasi di Jakarta udah mulai mengarah seperti negara maju di Asia lainnya. Contohnya uang jaminan 5000 yang bisa diuangkan setelah karcis di tapping di stasiun tujuan, seperti di Singapura kan? Karcis MRT di Singapura bisa direfund dengan uang $S50 (kalau engga salah!) tapi bedanya kalau di Jakarta karcis Commuter Line bisa direfund hanya dalam waktu 7 hari jika lewat maka uang jaminan tersebut akan hangus sedangkan di Singapura bisa direfund dalam waktu 365 hari. ;D

Oh yaa, sekedar info tambahan dan bukan promosi. Kita tidak perlu setiap hari antri di loket pembelian karcis dan tidak perlu refund saat tiba di stasiun tujuan karena kita bisa menggunakan kartu langganan atau kartu flazz dari BCA. Tentu ini praktis banget!! Secepatnya saya akan mencobanya.. 

Perjalanan Kranji s.d. Cikini cuman 30 menit.. Senangnyaaaa!!! Sampai di Cikini saya ikutin aja arus orang2 pada jalan, maklum ga tau pintu keluar. Jangan lupa refund uang jaminan. Keluar stasiun Cikini langsung disambut banyak ojek yang "ramah", maaf yaa saya ga mau naik ojek kalau engga mentok2 banget ga ada angkutan. Dari stasiun Cikini menuju kampus di Salemba saya naik kopaja 502 tarifnya udah naik jadi 3000. Seperti biasa di jam pulang kantor jl. Diponegoro pasti maceeeeeet. Karena macet itulah jarak engga ada 1km memakan waktu 15 menit. Tepat jam 17.15 saya sampai di kampus dengan ongkos 5500. Meskipun waktu tempuhnya sama antara naik Commuter Line dengan bawa kendaraan pribadi tapi setidaknya saya engga capek, engga stress sama macet malah jadi bisa baca novel. hehehe..


Perjalan pulang saya dimulai dari stasiun Manggarai bukan dari stasiun Cikini karena dari kampus tidak ada angkutan umum ke stasiun Cikini yaa kalau mau maksa naik Commuter Line dari Cikini bisa naik bajaj atau jalan kaki. Kalau saya mah males nawar ongkos bajaj dan males juga jalan kaki sendiri ke Cikini. Jadi yaa mending naik Commuter Line dari Manggarai. Menurut info dari teman bahwa angkutan bemo menuju stasiun Manggarai hanya sampai jam Magrib, walhasil setelah selesai bimbingan langsung lah saya ngacir pulang biar kedapetan bemo. Habis mau naik apa lagi ke stasiun manggarai kalau engga naik bemo?! Bajaj atau ojek?! Mahal cyiiin!! 

Saat itu udah jam 18.05, saya sendiri engga tahu masih ada engga bemo berkeliaran di jl. Diponegoro. Tanya keamanan kampus bilangnya bemo udah engga ada jam sekarang. Baiklah pasrah, sambil nunggu dan sambil mikir enaknya naik apa, tiba-tiba kejauhaan datanglah si Bemo.. Yihaaaaa!! Dalam hati bilang, mujur banget gw, bemo terakhir kali yaaa... Perlu kalian tahu, selama kuliah di Salemba baru kali ini saya naik Bemo alias DKD (dengkul ketemu dengkul). Hahahaha. Sensasi tiada taraaaa.. Alhamdulillah penumpang bemo ga penuh jadi mesti saling ber-DKD. Si abang bemo bilang kalau bemo ada sampai jam 8, jiaaaah kagak akurat banget info temen gw.. Ongkos bemo dari jl.Diponegoro sampai stasiun Manggarai cuman 3000.

Sampai di stasiun Manggarai jam 18.40, beli tiket dan jangan lupa tanya di peron berapa kereta menuju Bekasi. Itu penting yaa, jangan sampai kita salah peron. Udah capek2 nunggu eh mesti lari2 karena salah peron. Suasana stasiun Manggarai penuh banget, yaaa namanya juga jam pulang kantor. Stasiun manggarai juga termasuk stasiun besar, semua tujuan seperti Depok, Bogor, Bekasi, Tanggerang, Kota mampir di stasiun ini. Kereta jurusan Bekasi baru datang sekitar jam 19.00 dan kondisi padeeeet. Saya sampai engga bisa pegangan di dalam kereta hanya bermodalkan kemampuan keseimbangan badan dan badan orang lain sehingga engga perlu takut jatoh. -.-"

Resiko pulang naik Commuter Line di jam pulang kerja adalah tidak dapat tempat duduk, penuh sesak, harum "semerbak" dan mesti sabar jika traffic kereta padat sehingga kereta sering berhenti karena harus mengalah dengan kerata linta kota yang mau lewat terlebih dahulu. Semua dinikmati saja, kan masih bisa menghibur diri seperti banyak yang pada main gadget masing-masing dan ada seperti saya yang meskipun kondisi penuh sesak masih sempat2nya baca novel. Sangking menikmatinya baca novel sampai engga sadar kalau ketek bapak di sebelah saya persis ada di depan muka. Ya kali lo pak?!

Harapannya penumpang akan semakin berkurang seiring makin dekatnya stasiun Bekasi. Tapi kok yaa ini engga berkurang-kurang ya?! Sampai saya turun di Kranji (stasiun sebelum stasiun Bekasi) masih padat juga penumpangnya, tapi yang turun di stasiun Kranji pun juga engga kalah banyak. Jam 17.45 saya tiba di Kranji dan langsung masuk barisan buat refund. Panjang juga yaa antriannya, tapi saya senang meskipun panjang tapi orang2 tertib antri.. Hebat!

Setelah refund karcis, langsung ngacir ke parkiran mobil. Udah mulai terlihat lenggang parkiran mobil. Ongkos parkir di stasiun Kranji 8000 untuk waktu maksimal. Tapi menurut info petugas parkir, bahwa besok tanggal 7 Januari 2014 biaya parkir maksimal 12.000. Hmmm, putar otak lagi.. Seperti biasa, kondisi jalanan Kranji selalu macet terutama pasar. Nikmatin ajaa.. Tepat dugaan saya bahwa memang jarak dari rumah menuju Kranji begitu juga sebaliknya memakan waktu 30 menit, maka jam 20.15 saya sampai rumah. Kesimpulannya adalah perjalan pulang lebih lama 30 menit dari waktu keberangkatan. 

Mari kita bandingkan ongkos transportasi antara naik Commuter Line dengan kendaraan pribadi:
Commuter Line:
- St. Kranji menuju st. Cikini = Rp. 2.500
- St. Cikini menuju kampus via Kopaja 502 = Rp. 3.000
- Kampus menuju st. Manggarai via Bemo = Rp. 3.000
- St. Manggarai menuju st. Kranji = Rp. 2.500
- Parkir mobil st. Kranji = 8.000
Total = Rp. 19.000

Mobil pribadi
- Tol Jatibening (PP) = Rp. 3000
- Parkir kampus = Rp. 3000
- Bensin (PP) = Rp. 50.000
Total = Rp. 56.000

Bisa dilihat bahwa jelas memang naik Commuter Line lebih hemat kantong dibanding kendaraan pribadi meskipun waktu tempuh perjalanan tidak jauh berbeda. Yaa bagi saya yang berpenghasilan tidak besar, jelas harus pintar dan cermat dalam mengolah keuangan sehari-hari. Tapi semua itu kembali kepada kebutuhan masing-masing karena saya sendiri belum bisa harus 100% menggunakan transportasi massal seperti layaknya masyarakat Singapura atau Jepang namun setidaknya mengurangi menggunakan kendaraan pribadi.

Sekarang ini saya sedang penjajakan ongkos biaya angkutan umum setelah adanya banyak kenaikan tarif. Mungkin dilain waktu saya akan mencoba naik bis dan angkutan lainnya. Kalau teman2 ada saran yang lebih okeh dalam meminimalkan biaya transportasi namun tetap menggunakan transportasi massal monggo diinfokan yaaa.. Terima kasih :)


With Love,