07 January 2014

Naik Commuter Line?! Kenapa engga?!

Hai semuanyaaaaa...

Selamat tahun baru 2014!! Semoga di tahun 2014 kita dan keluarga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan. Amin!! Resolusi yang standar tapi hakiki.. :)

Di awal tahun ini, saya ingin bercerita betapa senangnya saya bisa kembali menggunakan transportasi masal seperti dulu ketika saya masih jadi mahasiswa s1. Ceritanya semenjak saya bisa menyetir mobil sekitar tahun 2009 dan semenjak saya ambil program profesi saya mulai aktif menyetir mobil sendiri kemana-mana dengan alasan barang bawaan yang selalu banyak sehingga agak kesulitan kalau naik transportasi masal. Jadilah suatu kebiasaan kemana-mana naik mobil pribadi. Mau macet? Hajar! Namanya tinggal di Jakarta yaa mesti terima nasib kalau jalanan macet. Tapiiiii setelah hampir 5 tahun nyetir mobil, akhirnya saya merasa capek untuk menempuh jalur macet. Jalur rutin saya itu jatibening - salemba, biasanya hanya 1,5 jam tapi akhir tahun kemaren sampai 3 jam booooook!! Mabok saya di mobil sendiri, mati gaya, bingung mau ngapain lagi.. Capek bangeeeeet!!

Sudah ada niatan untuk balik lagi naik angkot kayak dulu tapi selalu ga kesampean, mikirnya ongkos ojek dan angkot sekarang mahal banget.. Pokoknya seribu alasan lah.. Tapi semakin sering denger cerita pacar yang kalau berangkat ngantor sering nebeng (twitter: @nebengers), naik motor trus nyambung transjakarta sampai naik Commuter Line, saya sendiri jadi makin mupeng pengen juga naik transportasi masal. Akhirnyaaaa, selama libur akhir tahun kemarin saya niatkan untuk di hari pertama beraktivitas di tahun 2014 saya akan naik Commuter Line. Kenapa saya pilih Commuter Line? karena katanya lebih murah, lebih cepat dan tidak macet. 

Jadilah hari Senin kemarin, hari pertama saya beraktivitas ke kampus seperti biasa bimbingan jam 17.30. Saya udah niat banget naik Commuter Line dari stasiun Kranji. Rencananya saya mau parkir mobil di stasiun Kranji biar lebih hemat biaya ojek dan angkot menuju stasiun Kranji. Saya udah menyiapkan alat perang, seperti tas ransel dan buku novel. 

Berangkat dari rumah jam 15.45 dan parkir mobil di stasiun Kranji jam 16.15, berarti makan waktu 30 menit. Alhamdulillah dapet parkir meskipun agak kesulitan parkirnya karena parkir pas di tikungan dan engga ada tukang parkir. Selanjutnya, ini dia yang saya nanti2, beli tiket!! hehehe.. Dari stasiun Kranji sampai stasiun Cikini ongkosnya cuman 2500 dengan 5000 sebagai jaminan kartu (karcis), wanti2 kalau kita turun tidak di stasiun tujuan sehingga ongkos bisa langsung diambil dari uang jaminan tersebut. Ok banget nih!!

Setelah tapping karcis dan duduk manis di peron 2 buat nunggu kereta dari stasiun Bekasi arah stasiun Jakarta Kota yang baru akan datang 8 menit lagi, saya nikmatin betul suasana stasiun yang lenggang. Saya jadi merasa seperti di luar negeri yaa semacam Singapura lah minimal. Ternyata sekarang sistem transportasi di Jakarta udah mulai mengarah seperti negara maju di Asia lainnya. Contohnya uang jaminan 5000 yang bisa diuangkan setelah karcis di tapping di stasiun tujuan, seperti di Singapura kan? Karcis MRT di Singapura bisa direfund dengan uang $S50 (kalau engga salah!) tapi bedanya kalau di Jakarta karcis Commuter Line bisa direfund hanya dalam waktu 7 hari jika lewat maka uang jaminan tersebut akan hangus sedangkan di Singapura bisa direfund dalam waktu 365 hari. ;D

Oh yaa, sekedar info tambahan dan bukan promosi. Kita tidak perlu setiap hari antri di loket pembelian karcis dan tidak perlu refund saat tiba di stasiun tujuan karena kita bisa menggunakan kartu langganan atau kartu flazz dari BCA. Tentu ini praktis banget!! Secepatnya saya akan mencobanya.. 

Perjalanan Kranji s.d. Cikini cuman 30 menit.. Senangnyaaaa!!! Sampai di Cikini saya ikutin aja arus orang2 pada jalan, maklum ga tau pintu keluar. Jangan lupa refund uang jaminan. Keluar stasiun Cikini langsung disambut banyak ojek yang "ramah", maaf yaa saya ga mau naik ojek kalau engga mentok2 banget ga ada angkutan. Dari stasiun Cikini menuju kampus di Salemba saya naik kopaja 502 tarifnya udah naik jadi 3000. Seperti biasa di jam pulang kantor jl. Diponegoro pasti maceeeeeet. Karena macet itulah jarak engga ada 1km memakan waktu 15 menit. Tepat jam 17.15 saya sampai di kampus dengan ongkos 5500. Meskipun waktu tempuhnya sama antara naik Commuter Line dengan bawa kendaraan pribadi tapi setidaknya saya engga capek, engga stress sama macet malah jadi bisa baca novel. hehehe..


Perjalan pulang saya dimulai dari stasiun Manggarai bukan dari stasiun Cikini karena dari kampus tidak ada angkutan umum ke stasiun Cikini yaa kalau mau maksa naik Commuter Line dari Cikini bisa naik bajaj atau jalan kaki. Kalau saya mah males nawar ongkos bajaj dan males juga jalan kaki sendiri ke Cikini. Jadi yaa mending naik Commuter Line dari Manggarai. Menurut info dari teman bahwa angkutan bemo menuju stasiun Manggarai hanya sampai jam Magrib, walhasil setelah selesai bimbingan langsung lah saya ngacir pulang biar kedapetan bemo. Habis mau naik apa lagi ke stasiun manggarai kalau engga naik bemo?! Bajaj atau ojek?! Mahal cyiiin!! 

Saat itu udah jam 18.05, saya sendiri engga tahu masih ada engga bemo berkeliaran di jl. Diponegoro. Tanya keamanan kampus bilangnya bemo udah engga ada jam sekarang. Baiklah pasrah, sambil nunggu dan sambil mikir enaknya naik apa, tiba-tiba kejauhaan datanglah si Bemo.. Yihaaaaa!! Dalam hati bilang, mujur banget gw, bemo terakhir kali yaaa... Perlu kalian tahu, selama kuliah di Salemba baru kali ini saya naik Bemo alias DKD (dengkul ketemu dengkul). Hahahaha. Sensasi tiada taraaaa.. Alhamdulillah penumpang bemo ga penuh jadi mesti saling ber-DKD. Si abang bemo bilang kalau bemo ada sampai jam 8, jiaaaah kagak akurat banget info temen gw.. Ongkos bemo dari jl.Diponegoro sampai stasiun Manggarai cuman 3000.

Sampai di stasiun Manggarai jam 18.40, beli tiket dan jangan lupa tanya di peron berapa kereta menuju Bekasi. Itu penting yaa, jangan sampai kita salah peron. Udah capek2 nunggu eh mesti lari2 karena salah peron. Suasana stasiun Manggarai penuh banget, yaaa namanya juga jam pulang kantor. Stasiun manggarai juga termasuk stasiun besar, semua tujuan seperti Depok, Bogor, Bekasi, Tanggerang, Kota mampir di stasiun ini. Kereta jurusan Bekasi baru datang sekitar jam 19.00 dan kondisi padeeeet. Saya sampai engga bisa pegangan di dalam kereta hanya bermodalkan kemampuan keseimbangan badan dan badan orang lain sehingga engga perlu takut jatoh. -.-"

Resiko pulang naik Commuter Line di jam pulang kerja adalah tidak dapat tempat duduk, penuh sesak, harum "semerbak" dan mesti sabar jika traffic kereta padat sehingga kereta sering berhenti karena harus mengalah dengan kerata linta kota yang mau lewat terlebih dahulu. Semua dinikmati saja, kan masih bisa menghibur diri seperti banyak yang pada main gadget masing-masing dan ada seperti saya yang meskipun kondisi penuh sesak masih sempat2nya baca novel. Sangking menikmatinya baca novel sampai engga sadar kalau ketek bapak di sebelah saya persis ada di depan muka. Ya kali lo pak?!

Harapannya penumpang akan semakin berkurang seiring makin dekatnya stasiun Bekasi. Tapi kok yaa ini engga berkurang-kurang ya?! Sampai saya turun di Kranji (stasiun sebelum stasiun Bekasi) masih padat juga penumpangnya, tapi yang turun di stasiun Kranji pun juga engga kalah banyak. Jam 17.45 saya tiba di Kranji dan langsung masuk barisan buat refund. Panjang juga yaa antriannya, tapi saya senang meskipun panjang tapi orang2 tertib antri.. Hebat!

Setelah refund karcis, langsung ngacir ke parkiran mobil. Udah mulai terlihat lenggang parkiran mobil. Ongkos parkir di stasiun Kranji 8000 untuk waktu maksimal. Tapi menurut info petugas parkir, bahwa besok tanggal 7 Januari 2014 biaya parkir maksimal 12.000. Hmmm, putar otak lagi.. Seperti biasa, kondisi jalanan Kranji selalu macet terutama pasar. Nikmatin ajaa.. Tepat dugaan saya bahwa memang jarak dari rumah menuju Kranji begitu juga sebaliknya memakan waktu 30 menit, maka jam 20.15 saya sampai rumah. Kesimpulannya adalah perjalan pulang lebih lama 30 menit dari waktu keberangkatan. 

Mari kita bandingkan ongkos transportasi antara naik Commuter Line dengan kendaraan pribadi:
Commuter Line:
- St. Kranji menuju st. Cikini = Rp. 2.500
- St. Cikini menuju kampus via Kopaja 502 = Rp. 3.000
- Kampus menuju st. Manggarai via Bemo = Rp. 3.000
- St. Manggarai menuju st. Kranji = Rp. 2.500
- Parkir mobil st. Kranji = 8.000
Total = Rp. 19.000

Mobil pribadi
- Tol Jatibening (PP) = Rp. 3000
- Parkir kampus = Rp. 3000
- Bensin (PP) = Rp. 50.000
Total = Rp. 56.000

Bisa dilihat bahwa jelas memang naik Commuter Line lebih hemat kantong dibanding kendaraan pribadi meskipun waktu tempuh perjalanan tidak jauh berbeda. Yaa bagi saya yang berpenghasilan tidak besar, jelas harus pintar dan cermat dalam mengolah keuangan sehari-hari. Tapi semua itu kembali kepada kebutuhan masing-masing karena saya sendiri belum bisa harus 100% menggunakan transportasi massal seperti layaknya masyarakat Singapura atau Jepang namun setidaknya mengurangi menggunakan kendaraan pribadi.

Sekarang ini saya sedang penjajakan ongkos biaya angkutan umum setelah adanya banyak kenaikan tarif. Mungkin dilain waktu saya akan mencoba naik bis dan angkutan lainnya. Kalau teman2 ada saran yang lebih okeh dalam meminimalkan biaya transportasi namun tetap menggunakan transportasi massal monggo diinfokan yaaa.. Terima kasih :)


With Love,


1 comment:

kikils said...

masih lupa dihitung tuh uang bensin mobilnya, tapi memang lebih murah naik commuter line