30 May 2014

Bekerja..

Say Haiiiiii... :D

Long time no post!

Mestinya banyak yang ingin saya ceritakan di blog tapi alasan klise selalu menjadi kambing hitam yang empuk jika ditanya kenapa sih jarang posting. Kali ini kenapa saya punya waktu untuk berblog ria? Karena saya sedang uji coba dengan aplikasi blogger yang saya download dari playstore. Lumayan membantu aplikasi resmi yang satu ini karena bisa membuat saya posting kapan saja. Yakin nih kapan saja?! Yaah, we will see yaa. Hmm, ga janji deh! :)

Baiklah, kita mulai topik utama posting malam ini. Singkat cerita, setelah melewati fase berlapis-lapis akhirnya saya bisa memutuskan bahwa untuk ke depannya saya akan mengabdi pada dunia pendidikan. Yup! Jadi pendidik, meskipun saya masih penasaran jadi PNS. Hehe.. Alhamdulillah setelah saya deklarasikan akan kemana tujuan hidup saya kepada Ibu dan orang terkasih, beberapa tawaran bekerja baik sebagai pengajar musik maupun proyek2 di bidang psikologi mulai berdatangan. Makin mantaplah saya menata masa depan! Saya terima semua tawaran2 kerja itu sampai hanya di hari Minggu saya bisa menikmati hari libur.

Ibu berpesan, "Kalau memang itu kemauanmu ya ga masalah, yang penting kamu enjoy menjalaninya.". Enjoy memang salah satu alasan mengapa saya tidak berniat meninggalkan profesi saya sebagai guru musik walaupun saya tidak sepandai guru2 lain yang jebolan kampus musik. Saya begitu menikmati peran saya sebagai guru, menikmati alur dan tantangannya mengajar. Apalagi saat tahu bahwa murid2 saya selalu lulus ujian ABRSM dengan nilai yang memuaskan, duh rasanya jadi semakin semangat.

Jauh sebelum saya mantap dengan keputusan saya ini, berulang kali saya datang ke perusahaan2 swasta untuk psikotes dan wawancara. Bahkan sering saya mengemis pekerjaan ke teman2 saya yang bekerja sebagai HRD. Tapi jawabannya adalah NOL! Kegagalan yang kesekian kalinya ini, mulai membuat saya putus asa. Galau berkelanjutan. Namun, Allah memang selalu menjadi penulis cerita yang handal, cerita saya tidak dibuatNya untuk bekerja sebagai karyawan swasta yang harus bangun pagi pulang malam, berjuang di kemacetan pagi malam Ibukota, meluangkan budget khusus untuk kostum kerja formil dan duduk berjam2 di depan layar komputer, melainkan bekerja dengan partner anak2 kecil, jam kerja yang mayoritas dimulai dari jam 2 siang, libur disetiap minggu kelima dan lokasi kerja yang tidak lebih dari 10km. Nikmat kan?! Kenikmatan menjadi pendidik ini yang membuat saya mengurungkan niat saya untuk bekerja sebagai karyawan swasta.

Seperti yang tadi saya ceritakan kalau jam mengajar saya biasa dimulai dari jam 2 siang sehingga di pagi hari hingga menjelang siang saya memiliki waktu kosong yang cukup. Lagi2 Allah menjadi penulis handal, saya terima tawaran untuk bekerja sebagai trainer di salah satu instansi pemerintah di Bekasi. Dengan pikiran siapa tahu gerbang menuju PNS akan terbuka. Proyek training ini hampir memakan waktu 3 bulan. Training macam apa yang sampai 3 bulan?! Namun saya coba untuk lakoni dulu peran saya, semakin lama saya kerjakan ternyata proyek kerja ini cukup mudah dan menyenangkan.  Saya tidak peduli dengan bayaran yang saya terima, mau besar mau kecil itu hanya angka, karena jujur yang saya pikirkan bukan hanya sekedar materi tapi ilmu apa yang bisa saya serap hingga saya kenyang. Mau bilang saya munafik?! Hahaha.. Anda belum kenal saya berarti.. :)

Mungkin saya satu2nya yang mau dibayar "sekian" untuk proyek training yang panjang ini. Saya saja heran kok saya mau ya?! Si Bapak staff instansi pemerintah tersebut saja tidak yakin saya mau dibayar "sekian", sampai2 meremehkan saya dengan mengatakan, "Jangan di depannya Mbak bilang iya mau dibayar "sekian" tapi selanjutnya menghilang tanpa kabar alias kabur!". Geram rasanya dengar congor si Bapak, kita lihat saja Pak! Lanjut cerita, di akhir proyek training, saya tahu bahwa saya dicurangi soal hak yang seharusnya saya terima. Allah telah mengizinkan saya mengetahui kecurangan tersebut maka cukuplah saya bersyukur. Kapok?! Sepertinya tidak deh, kan saya cari bukan hanya materi uang, memangnya saya mereka yang tega menyunat hak saya.

Besar kecilnya upah yang saya terima tidak pernah saya permasalahkan, saya terima saja. Karena saya percaya jika saya bekerja dengan hati tulus dan memberikan yang terbaik yang saya bisa maka Allah juga akan mempersiapkan upah terbaik juga untuk saya di jalan lain. Itupun terjadi! Proyek training 3 bulan belum selesai, teman saya menawarkan proyek kerjaan lainnya. Diupah "sekian" tidak jadi masalah.

Ada pertanyaan seperti ini, "Mengapa kamu tidak kerja di kantoran sih?!". Jawabannya singkat, karena saya ingin punya waktu kerja yang fleksibel. Jawaban ini membutuhkan waktu berpikir yang panjang akibat pergumulan hati yang tidak kunjung usai. Ayah saya seorang karyawan swasta yang bekerja sangat keras hingga bisa membawa keluarganya menikmati semua fasilitas hidup dan Ibu saya seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan anak2nya. Mungkin jika Ibu saya juga bekerja, sekarang saya tidak akan sedekat ini dengan Ibu saya. Namun, hidup di jaman serba mahal menuntut saya menjadi orang yang lebih mandiri lagi apalagi saya punya modal untuk mandiri, maksudnya tidak tergantung dengan uang suami tapi juga tidak melupakan kodrat seorang ibu. Harapan saya jika takdir saya memang berkarier di dunia pendidikan dan memiliki waktu kerja fleksibel, maka saya bisa menjalankan tanggung jawab saya sebagai ibu dan sebagai pendidik secara seimbang.

Sekarang, saya hanya bisa bersyukur, menikmati dan terus berusaha meningkatkan kualitas diri, demi masa depan lebih baik. Semoga pilihan saya untuk bekerja sebagai pendidik membawa keberkahan untuk diri saya, keluarga saya dan orang lain nantinya. Bekerja tidak harus di balik meja dan komputer kan? Bekerja tidak harus berangkat jam 5 pagi dan pulang jam 7 malam kan? Bekerja tidak harus bernaung di perusahaan elite kan? Setiap orang memiliki hak untuk bekerja seperti apa yang mereka inginkan selama pekerjaan itu membawa keberkahan untuk dirinya dan orang lain bukan merugikan orang lain.

With Love,

No comments: