02 February 2019

NHW#1: Manajemen Keluarga, perlu kah?

Assalamualaikum, apa kabar?

Masuk minggu pertama perkuliahaan Martikulasi IIP Batch #7.

Materi #1 Adab Menurut Ilmu sudah dipaparkan dengan baik oleh fasilitator kami Mbak Sisyanti di kelas wag. Perlu beberapa kali untuk saya memahami isi materi tersebut. Maklum sudah lama tidak mendapatkan materi perkuliahan. Otak ini sepertinya butuh pelumas.

Setelah pemaparan materi dan sesi tanya jawab, waktunya mengerjakan tugas. Setiap minggu seiring materi diberikan dilanjut oleh tugas yang kami sebut Nice Home Work (NHW). Inilah yang menjadi salah satu tolak ukur kelulusan kami. Tujuh dari sembilan NHW harus kami kumpulkan tepat waktu.

Mari, saya ingin berbagi bagaimana saya menjawab NHW#1..

Jurusan ilmu yang ingin saya tekuni di IPP adalah manajemen keluarga. Menurut pandangan Islam, manajemen adalah segala sesuatu yang dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Keluarga adalah organisasi terkecil dalam lingkup masyarakat. Maka, manajemen keluarga adalah melakukan segala hal dengan rapi, benar, tertib dan teratur demi tercapainya tujuan tertentu di dalam keluarga. 

Alasan terkuatnya??

Karena sudah 2 tahun memiliki keluarga kecil, saya ingin sekali memberikan yang terbaik untuk keluarga kecil saya. Selama ini yang sudah saya lakukan rasanya jauh dari kata baik. Yang ada sebaliknya. Kekecewaan dan keegoisan. Sedihlah hati ini rasanya mendengar orang terkasih kecewa atas perbuatan saya. Jelas saya tidak ada niat untuk berbuat tidak baik. Kurang bijaknya mengatur waktu, niat membantu keuangan keluarga membuat saya tanpa pikir panjang menerima semua tawaran  pekerjaan sehingga lebih mengutamakan melakukan pekerjaan dibanding m iemperhatikan  kebutuhan anak. Jika sudah lelah bekerja, rasanya ingin "Me Time" dengan social media dan lagi-lagi keluarga jadi nomer kedua. Kelelahan bekerja membuat ingin mendapatkan kualitas tidur malam yang lebih sehingga kerap mengabaikan tangis anak yang ingin dikASIhi. Semua itu terjadi satu persatu hingga menjadi bukit permasalahan. Orang terkasih sama sekali tidak melarang saya bekerja tetapi bijaknya mengatur dan menyeimbangkan keluarga kecil ini.

Strateginya bagaimana?

Manajemen gadget adalah ilmu favorite saya sejauh ini. Ilmu yang didapat dari materi tersebut merupakan bagian dari ilmu utama yang sedang saya pelajari sehingga tidak pikir dua kali saya langsung praktekkan. Membuat aturan jam pemakaian gadget khusus diri saya sendiri, seperti dilakukan JaMal (Jam Malam), selalu letakkan gadget di suatu tempat tidak seperti biasanya yang selalu saya bawa kemanapun saya berada meskipun di dalam toilet dan menantang diri sendiri untuk tidak melihat gadget sebelum tugas yang sedang dikerjakan selesai. Menurut saya, adanya ilmu yang diterima melalui visual maupun audio jika tidak segera dilaksanakan tidak akan memiliki arti dan segera terlupakan. Harapan saya dengan langsung dilaksanakan akan diingat dan terpatri dalam sanubari.

Sikap yang perlu diperbaiki apa saja ya??

Satu, ikhlas dan membersihkan jiwa. Selama ini ternyata masih ada bentuk penolakan dalam diri sehingga ilmu yang diterima akan selalu mental kembali. Tidak ikhlas merasa bahwa ternyata saya belum baik menjadi manajer keluarga. Saya merasa sudah banyak menyerap ilmu dan bermodalkan kesabaran akan tetapi ternyata tidaklah cukup itu semua. Dua, bergegas dan mengutamakan waktu dalam menuntut ilmu. Ini jelas sekali terlihat dari NHW#1 ini yang mendekati deadline baru dikerjakan dan dikumpulkan. Selain itu, saat acara-acara khusus di wag tidak bergegas utuk menyimak. Lebih seringnya "liat nanti". Liat nanti sempat tidak, kalau sempat ikut menyimak dan aktif berdialog tapi kalau tidak sempat ya sudah lah terlewat saja.


Ketika pertama kali menerima NHW#1 ini dan membaca pertanyaannya. Sungguh aku tak paham. Bukan tidak paham dengan maksud pertanyaan tetapi tidak paham akan menjawab apa nantinya. Butuh waktu untuk merenung, mengaca diri, berbicara dengan diri sendiri hingga akhirnya saya tahu apa yang akan saya jawab untuk NHW#1.


Salam,
Anisa Ratri
Februari 2019