18 February 2019

NHW#3: Dear Kesayangan..

Assalamualaikum, apa kabar?

Alhamdulillah NHW#2 "Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan" dapat dikerjakan tepat waktu meskipun last minute.  Berikut badge "Tepat Waktu" untuk NHW#2..


Sebenarnya membuat indikator ini hal yang cukup sering aku lakukan meskipun tidak aku tulis, hanya aku ingat di kepala. Hal-hal apa saja yang menjadi target yang kulakukan dalam satu hari tersebut. Beberapa target tercapai, sebagian lagi terlewat karena terbatasnya waktu.

Begitu pula dengan Checklist Indikator Profesionalisme ini. Seminggu sudah setelah mengerjakan NHW#2 ternyata masih banyak checklist yang kuanggap angin lalu. Sekenanya saja dilakukan. Benar, memang harus diprint dan ditempel di mana mata selalu melihat. 


Masuk minggu ketiga Matrikulasi, dan mari kita sambut NHW#3..

A. Dear Bapak Sayang

Dear Eboo,
Sebenarnya menulis surat untuk kamu bukan hal aneh buatku tapi karena sudah lama sekali tidak menulis surat dan tiba-tiba dikasih PR untuk membuat surat kepada orang terkasih jadi bingung sendiri.
Mari Boo ku ajak untuk flash back ke saat-saat aku mulai jatuh cinta padamu :)
Hampir 11 tahun yang lalu.Freza muda yang cerewet, ramah, selalu bersemangat yang buatku jatuh cinta. Ganteng itu bonus untukku. Rasanya senang, terhibur hingga buatku nyaman kalau kamu dekatku Boo. Ingat saat acara survey pertama ke Situ Gunung?? Jadi senyum-senyum sendiri kan?!
Delapan tahun berpacaran dengan kamu, tidak bisa dibilang mudah Boo. Masalah banyak yang data baik dari aku maupun kamu. Hingga cukup ada dua kali perpisahan. Banyak masukan untuk sudah dua kali saja tidak perlu ada ketiga atau selanjutnya. Berganti saja. Tapi, hati ini masih boleh memiliki pilihan dan berkeyakinan kan? Entah bagaimana aku menjelaskan Boo. Yang aku tahu, aku percaya sama kamu, aku yakin kamu tidak seperti yang orang tahu. Rasanya ingin selalu melengkapi bersama kamu.
Dan..
Keyakinanku terbukti! Aku tidak salah memilih seorang Bapak untuk Nares. Bapak yang baik hati, sayang keluarga, tidak mementingkan diri sendiri, selalu ada kapan pun dibutuhkan, selalu bisa memberikan solusi yang menenangkan hati, pekerja keras hingga tak kenal tanggal berwarna merah, dan selalu optimis dan punya ambisi untuk membahagiakan banyak orang terutama keluarga. Kekuranganmu Boo tidak sebanding dengan kekuatanmu.
Aku akan selalu ada di samping kamu Boo. Bagaimanapun kondisimu. Aku percaya kamu bisa membawa keberkahan untuk aku, anak-anak kita, orang tua kita dan saudara-saudara kita. Lawan dan buang emosi yang selalu membuat kecil hatimu.
Akhir kata..
Terima kasih atas kesabaran kamu. Aku tahu kamu begitu berusaha untuk mengontrol emosi dan amarah kamu menghadapi ke”batuan”ku.
Terima kasih tidak pernah berhenti memberikan nasihat dan saran untukku. Aku tahu kamu capek mengulang-ulang hal yang sama karena aku kurang peka dan menyepelekan.
Terima kasih Boo atas segala jerih payah kamu. Aku tahu kamu belum sepenuhnya melakukan yang terbaik tapi sudah bekerja keras menuju yang terbaik.
Terima kasih Bapak sayang :)  

Tanggapan Bapak Sayang:
Beliau baca surat yg saya tulis saat saya tidur. Jadi saya ga bisa lihat ekspresinya saat baca :) Cuman esok harinya pas bangun tidur saya dapat wa darinya isinya so sweeeet sekali ❤️ Yang isinya beliau terharu hingga menangis, untung saya sudah tidur jadi tidak melihat ia menangis.

B. Dear Anak Sayang

Harapan bapak ibu kepada anak sayang, semoga Ito tetap dan selalu menjadi anak yang baik hatinya. Cerdas hati dan cerdas intelektual. Sayang kepada Agama dan kepada keluarga. Karena Ito adalah anak pertama, bapak ibu berharap bisa memberikan yang terbaik untukmu agar kelak kamu bisa menjadi kakak kebanggan adik2mu nanti.
Terima kasih bapak ibu ucapkan kepada Ito yang sudah menjadi guru kehidupan untuk kami orang tua mu yang baru belajar menjadi orang tua. Kami tahu, kami jauh dari kata sempurna nak. Tapi kami tidak patah arah dan semangat untuk terus belajar menjadi orang tua yang pantas untukmu dan adik2mu nanti.
Terima kasih Anak Sayang ❤️

C. Dear Diriku Tersayang

Aku sadar perlu banyak memperbaiki diri dan belajar agar bisa memantaskan diri menjadi perempuan, ibu, dan istri yang pantas. Semoga dengan kemampuanku yang ada sekarang bisa menjadi modal awal untukku memantaskan diri.

D. Dear Lingkungan Sekitarku Tersayang

Sangat bersyukur memiliki lingkungan yang pengertian kepada saya yang baru belajar jadi orang tua. Para keluarga yang berkenan membantu saya mengasuh Anak Sayang dan memberikan saya izin untuk berkarya di luar rumah.
Terima kasih banyak untuk mbah ti, mbah tung, aay, andin dan mbak pipit semua kesayangan Ito karena sudah sangat membantu aku dan bapak tersayang. Tanpa kalian semua aku mungkin tak bisa sewaras ini. ❤️


Salam,
Anisa Ratri
Februari 2019