Morning!!
What a wonderful morning with a cup of hot strawberry tea.. hmmm, my mood booster! :)
Hari keempat menjalani kehidupan semula, setelah 6 hari penuh ikut Pelatihan Dasar Teknik Konseling. Dan sekarang saya sudah merindukan masa2 6 hari itu. Saya rindu dengan orang2 yg terlibat di pelatihan itu, saya rindu dengan suasana kekeluargaannya, saya rindu mendengarkan penjelasan ilmu2nya, saya rindu berangkat pagi dan bertemu teman2 dan saya rindu mencicipi teh aneka rasa. Pokoknya saya merindukan keluarga S.A.T.U konsulting. Baru kali ini saya mengikuti pelatihan terlama (6 hari) tapi paling berkesan dalam hidup saya. Tidak ada ngantuk, tidak ada bosan, tidak ada kata malas, yang ada malah semangat!!
Setelah ikut pelatihan ini dan bertemu dengan orang2 hebat, pandangan hidup saya ikut berubah. Pandangan hidup sebagai manusia maupun pandangan hidup sebagai psikolog (kelak). Memang tema pelatihannya tentang konseling, dimana teknik konseling harus dikuasai oleh psikolog tetapi yang saya dapat bukan hanya sekedar ilmu konseling. Yang saya dapat pencerahan hidup, bagaimana saya dalam menghadapi masalah dan mau seperti apa kehidupan saya nantinya.
Manusia hidup pasti membawa masalah di pundaknya. Sekarang bagaimana si manusia mau merelakan satu persatu "tas gendong" di pundak dan punggungnya dilepaskan agar dia bisa berjalan tegap. Karena banyak orang yang malah tanpa sadar keenakan menggendong terus beban di pundak, dengan dalih bahwa hidup mereka "bahagia" atau tidak sedang punya masalah. Urusan mereka sih sebenarnya mau terus bersama "tas gendong"nya, kalau saya pasti ga mau. Dan salah satu sebab saya ingin cepat2 melepas "tas gendong" saya karena bagaimana mau menjadi psikolog yang tugasnya membantu klien menyelesaikan masalahnya jika saya sendiri tidak menyelesaikan masalah saya.
Alhamdulillah, setelah ikut pelatihan ini saya dengan rela hati melepaskan "tas punggung" saya yang hampir 2 bulan bergelayutan di pundak. Malu sebenarnya saat menceritakan masalah saya di depan semua peserta pelatihan, tapi rasa malu kalah dengan pikiran bahwa "kapan lagi saya dibantu oleh konselor untuk menyelesaikan masalah saya?!" Dan sekarang Insha Allah saya bisa berjalan santai dengan hati lapang dan tetap fokus kerja dan kuliah.
Dalam menghadapi masalah yang perlu kita lakukan awalnya adalah memilah masalah. Mana masalah yang sesungguhnya masalah kita sendiri dan mana masalah yang sebenarnya masalah orang lain. Jangan mau menanggung masalah orang lain. Ini nih yang sebagian besar orang paling suka menanggung masalah orang lain, yang akhirnya bikin stres dirinya sendiri. Setelah kita pintar memilah masalah, maka selanjutnya mulailah mencari jalan keluar dengan fokus pada penyebab masalah itu terjadi. Jika dirasa kita tidak sanggup menyelesaikan masalah sendiri, marilah berbesar hati untuk meminta bantuan orang lain. Ini juga salah satu penyakit orang Indonesia yang serba sungkan untuk meminta bantuan orang lain, baik orang tua, keluarga, teman, sahabat atau tenaga profesional seperti psikolog/konselor. Katanya gengsi lah, katanya malu lah, katanya kalau pergi ke psikolog/konselor berarti gila. Yeee, kalau gila mah ke psikiater kali bukan psikolog/psikiater.
Semua ilmu yang diberikan Mom Noen dan Mom Na, Insha Allah selalu saya terapkan di kehidupan saya sehari2, agar hal tersebut menjadi suatu kebiasaan positif saat saya jadi psikolog (kelak). Terima kasih Moms sudah memperkenalkan kepada saya diri saya yang sebenarnya seperti apa, potensi2 apa saja yang saya miliki dan terima kasih sudah memberikan pencerahan batin..
With Love,
No comments:
Post a Comment