01 April 2019

NHW#9 : Ibu Lakukanlah Perubahan

Assalamualaikum, apa kabar?

Sebelum aku mulai membahas kegiatan di pekan sembilan, aku ceritakan singkat dulu hasil dari NHW#8 yang kukerjakan paling cepat dibanding NHW lainnya. Alhamdulillah berhasil mendapatkan badge tepat waktu "Misi Spesifik Hidup". Di hari Sabtu lalu pun, aku berkesempatan untuk menjadi notulis dalam SOTD#16. Tugas notulis menurutku lebih fleksibel yaa daripada moderator. Tidak perlu stand by di jam SOTD namun setelah SOTD berakhir perlu membuat resume hasil SOTD yang harus disetor ke wali kelas. Rasanya pekan ke delapan ini, aku aktif sekali. Menyimak seluruh kegiatan di group dan menjadi notulis SOTD.





Waktu sangat berjalan dengan cepatnya. Hingga tidak terasa bahwa sekarang adalah pekan terakhir pemberian materi dan NHW terkahir yang aku kerjakan di kelas matrikulasi IIP ini. Di pekan kesembilan ini, aku bertugas sebagai koordinator mingguan atau yang biasa kami sebut korming. Aku menyebut diriku korming bungsu karena korming terakhir yang bertugas.

Sedikit aku jelaskan yaa mengenai korming. Ini pun hanya yang aku tahu saja. Korming bertugas membantu wali kelas dan fasilitator untuk menjadi penyambung lidah antara walas dan fasil dengan para siswa. Tugas utamanya adalah menjadi moderator dan notulis diskusi materi, diskusi NHW, dan diskusi review NHW. Kurang lebih ini yang aku tahu tentang tugas korming. Semoga aku bisa melaksanakan amanah menjadi korming bungsu dengan maksimal.

Selanjutnya, yuuk membahas NHW#9 tentang "Bunda Sebagai Agen Perubahan". 

Setelah aku bisa menemukan passionku saat mengerjakan NHW sebelum2nya, maka tugasnya sekarang adalah mulai mencari isu sosial di sekitarku dan mencoba membuat solusi terbaik di keluarga maupun di masyarakat. Seperti tabel di bawah inilah jawaban NHW#9 versiku..




Melihat dari hobiku diawali dari membawa, kemudian setelah membaca rasanya ingin membagi apa yang kubaca melalui tulisan ataupun berbagi sedikit ilmu dengan mengajar. Hal-hal yang aku minati terutama setelah memiliki seorang anak adalah dunia anak. Sebenarnya dunia anak bukanlah hal baru bagiku karena sehari-hari aku berjumpa dengan anak-anak sebagai muridku. Berhubung aku juga berprofesi sebagai psikolog pendidikan maka aku juga tertarik dengan dunia pendidikan. Jadilah tema dunia anak.

Untuk mendukung minat, hobi dan ketertarikanku agar bisa berkembang dan tentu menghasilkan sesuatu maka dibutuhkan kemampuan2 tertentu. Menurutku, aku harus memiliki kemampuan menulis kreatif sehingga tulisanku yang utama adalah nyaman dibaca, dapat dipahami makna dari tulisan dan sesuai dengan konteks tema tulisan. Kedua, aku harus memiliki kemampuan untuk menganalisa suatu materi, mudah untuk memahami isi artikel dan mengubahnya menjadi bentuk tulisan baru versiku sendiri. Komunikatif, empati dan percaya diri. Ketiga soft skill ini patut dimiliki oleh seorang psikolog dan pengajar.

Dalam dunia pendidikan anak, beberapa isu sosial banyak bermunculan. Namun ada yang beberapa belakangan ini sedang sering aku dengar, yaitu tentang menyekolahkan anak. Orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya sedini mungkin. Begitu pula dengan sekolah, berlomba-lomba membuat program kurikulum untuk siswa sedini mungkin. Mungkin yaaaa, beberapa tahun ke depan, anak usia 1 bulan sudah ada program kurikulum belajar di sekolah. hehehe. Pertanyaannya, siapkah anak yang usianya masih dini tersebut untuk bergabung dalam suatu lembaga pendidikan??

Tujuan target utamaku adalah para orang tua yang memiliki anak usia balita. Kenapa? Saat anak di bawah usia lima tahun, orang tua mulai mencari kegiatan di luar rumah semisal sekolah. Sehingga, menurutku tepat jika permasalahan tersebut banyak dialami oleh orang tua yang memiliki anak usia balita.

Nah!!! Sepertinya, keren juga yaa kalau aku bisa membuat suatu ide sosial yang aku berikan nama "Gerakan Siap Sekolah". Dimana gerakan ini bertujuan untuk para orang tua sadar akan kesiapan sekolah bagi anak, karena kesiapan sekolah tidak hanya dilihat dari usia melainkan dari kematangan kognitif, emosi, psikososial dan juga motoriknya. Harapanku jika semua anak memulai sekolahnya dikala ia telah siap maka proses dan hasil belajarnya menjadi maksimal.


Salam,
Anisa Ratri
April 2019

No comments: